-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Obat Dengki Versi al-Ghazali

    Ketika temanku mendapatkan tex soal Bahstul Masa’il, aku tidak suka. Hatiku sakit. Kenapa dia yang mendapatkan duluan? Padahal, baru kemaren-kemaren hadir, sedangkan aku aktif dan hadir terus. Kenapa bukan aku? Aku marah sekali. Entah pada siapa. Mungkin pada diriku sendiri.

    Lalu, aku berfikir, kenapa aku begini? Kenapa aku punya dengki. Aku ingin perasaanku ini hilang. Aku tak ingin menjadi pendengki. Aku ingin menjadi seperti sahabat Sa’ad bin Abi Waqqas yang tidak pernah sakit hati pada orang Islam sehingga ia mendapat kabar gembira dari Raulullah SAW. akan masuk surga.
    Kemudian, aku buka kitab Ihyak Ulumiddin, karya Imam al-Ghazali. Aku cari, ternyata ada bab “Dengki”. Aku baca.

    “Kenapa kita harus benci saat orang lain mendapat nikmat? Gakusah sakit hati. Itu kan nikmat dari Allah swt.. itu semua sudah takdir dari-Nya. Kalau kamu benci atau sakit hati karena nikmat itu, berarti kamu benci pada takdir Allah swt..

    Maka, gak usah iri hati. Semua yang kita dapatkan adalah pemberian-Nya. Kalau kamu tidak berusaha menghilangkan perasaanmu itu, kamu akan merasa sakit seumur hidup. Kamu tidak akan merasakan bahagia selamanya. Sekali lagi, kenapa kamu benci ketika orang lain mendapat nikmat? Padahal, para nabi dan orang saleh menginginkan semua hamba Allah swt. mendapat nikmat malah kamu sakit hati. Mungkin hatimu sedikit bermasalah.” Kurang lebih begitulah ringkasan keterangan dari al-Ghazali.

    Maka, belajarlah meng-ikhlaskan sesuatu yang bukan milikmu. Jangan pernah dengki atau iri hati. Lakukanlah apa yang kamu bisa. Lakukanlah apa saja yang menjadikan mu bermenfaat.

    For my self……

    Kamis, 21, Rabius-Tsani, 1435 H


    Posting Komentar

    Posting Komentar