-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Aku Mencintaimu Lewat Tahajjud tak Sempurna

    Kisah cinta akan terus mengalir. Entah di mana akan berhenti. Mungkin memang tak akan berhenti. Sebelum roda kehidupan itu benar-benar mati.

    Cinta dimulai dari Adam dan Hawa. Diteruskan anak-anaknya. Dan seterusnya. Sampai saat ini. Dan, sampai nanti. Saat aku, kamu, dan kita sudah meninggalkan dunia ini.

    Kisah cinta akan terus melangkah. Dari dahulu kala. Dan, entah sampai kapan. Siapapun harus memiliki kisah itu.

    Harus? Maksudnya, pasti memiliki kisah cinta itu. Aku, kamu, dia, dan kita semua pasti memiliki kisah cinta. Tapi, alur dan hiurk-pikuknya berbeda.

    Cinta…. Setiap orang memiliki tafsir yang berbeda. Ada yang mengatakan cinta itu indah. Yang lain, cinta itu sakit. Ada lagi, cinta itu gila.

    Begitulah. Difinisinya pasti berbeda. Sebab, memang bukan ilmu pengetahuan yang berdasarkan penelitian. Tapi, bedasarkan perasaan. Rasa. Dan rasa setiap orang pasti berbeda.

    Bahkan, aku sendiri memiliki banyak difinisi. Kadang aku bilang, cinta itu rindu. Kadang, cinta itu semangat. Kadang, cinta itu lunglai. Kadang, cinta itu belenggu. Dan, banyak lagi.
    Celakanya, aku tidak bisa melihat cinta. Aku hanya merasakan sesuatu. Lalu, ku katakana saja bahwa itu cinta.

    Contohnya, suatu saat aku selalu teringat pada seorang perempuan. Entahlah. Aku tidak tahu apa sebabnya.

    Begitu banyak wanita yang pernah ku lihat. Kecantikannya pun juga di atas rata-rata. Tapi, entah kenapa aku hanya ingat pada dia.

    Mau begini, ingat dia. Aku tepis tidak bisa. Kenapa? Jangan tanya begitu. Karena kau pun tak tahu.

    Aku mengingatnya sampai beberapa hari. Meski lama tak berjumpa, tetap saja aku mengingatnya.

    Kadang, pikiranku menanyakan tentang tahajjudnya. Jam berapa ya? Entahlah. Tiba-tiba saja aku yakin dia salat tahajjud.

    Sampai suatu ketika, sebelum aku tidur, aku baca do’a sebelum tidur. Dalam hati aku memohon agar terbangun jam tiga. Agar bisa salat tahajjud.

    Seketika aku terbangun. Masjid dan musholla sekitar sudah berteriak-teriak menyetel qira’ah. Aku langsung bangkit.

    Tapi, aku masih sempat mengingat perempuan itu. Ah….
    Aku lihat jam. 3:30-an. Masih ada waktu tahajjud. Seketika aku berpikir, tahajjudku untuk siapa? Tak apalah.

    Dari kisah ini, timbul difinisi baru dalam otakku. Cinta itu ibadah. Ibadah tak ikhlas. Ibadah yang tak sempurna. Bukahkan ibadah itu hanya karena Allah? Biarlah. Jalan aja dulu, siapa tahu ikhlas kemudian.

    Lagian, setelah shalat Tahajjud kan bisa berdoa, semoga dia membalas rasa. Bukankah cinta memang harus diperjuangkan ya? Salahsatunya denagn doa.
    Kata arek-arek pondokan, "Cinta ditolak, tasbih bertindak".

    Edisi Semrauut….

    Ditulis pada 08/01/2016

    1 komentar

    1 komentar

    • Alileo Agustin
      Alileo Agustin
      18 Februari 2019 pukul 20.38
      Mantap.... 🤗🤗🤗🤗
      Reply