-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Ada yang Tidak Suka itu Biasa

    Saya punya teman. Satu almamater. Dia sekarang sedang menjalankan tugas dari pondoknya. Selama satu tahun. Tempat tugasnya ketepatan dekat dengan tempat saya. Kita sering bersama.
    Saya banyak tahu keluh kesahnya. Katanya, dia sering disalahkan. Masjid kotor dia yang salah. Piring kotor, dia yang salah. Ah, pokoknya, kata dia, dia selalu salah di mata orang.
    Orang menggunjing, ustadz sekarang kok diam? Dia bilang, "ini kerakter saya. Saya ingin seperti si "A". Akrab dengan siapa saja. Tapi saya tidak bisa."
    Saya mendengarkan. Sekali-kali memberi masukan. "Mungkin ini ujian. Agar sampeyan menjadi orang kuat. Bisa jadi cobaan di kehidupan mendatang lebih berat lagi," kata saya. Sok bijang. Padahal, saya tidak ada istimewanya.

                                       ***
    Hidup bermasyarakat memang pasti seperti itu. Ada saja yang tidak mereka suka dari kita. Saat kita begini, satunya bilang "salah". Saat kita begitu, satunya lagi yang bilang "salah". Pokoknya salah terus.
    Benarlah, kalau kita melakukan sesuatu karena manusia, sampai kapan pun tidak akan pernah menyejukkan dada. Karena manusia pasti ada yang tidak suka. Kata ulama tasawuf, "Ridho an-Nas, Ghayah La Tudrok". Disukai semua orang adalah cita-cita yang tidak mungkin tercapai.
    Namun, jika kita mengerjakan sesuatu karena Allah, kita pasti merasa bahagia. Di dunia atau di akhirat. Sebab Allah tidak pernah ingkar janji. Dengan anugrahnya, Allah akan memberi pahala.
    Mungkin ada baiknya kita merenungi kalan sufi ini. Kurang lebih begini: Apalah arti dicintai manusia, tapi dibenci Allah. Apalah sakitnya dibenci manusia, kalau dicintai Allah.
    Jumah Berkah.
    Semoga bermenfaat..!!!
    Posting Komentar

    Posting Komentar