-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Berkawan untuk Mengukur Kehebatan

    Saat sendiri, kadang saya merasa begitu hebat. Sudah bisa gini, sudah bisa gitu. Apa lagi dalam masalah tulis-menulis. Rasanya saya sudah hebat. Sudah menjadi penulis. Tulisan sudah masuk media. Tulisan sudah dikatakan bagus oleh orang lain. Pokoknya, saya sudah menjadi penulis deh.

    Ternyata, saya merasa begitu karena saya hanya sendirian. Hanya tinggal di ‘kamar’ sendiri. Tidak jalan-jalan ke ‘kamar’ orang lain.

    Saya menyadari hal itu kemarin. Saat penilaian tugas di FLP. Saya tidak menjadi yang terbaik. Bahkan saya tidak masuk tiga terbaik setelah yang terbaik. Entah saya nomer berapa. Nama saya tidak dibaca. Eh, ternyata saya belum apa-apa. Menjadi terbaik dalam tugas Pramuda FLP saja tidak bisa.


    Jadi teringat tulisan salah satu sahabat. Kurang lebih begini, “Jangan kerasan di rumah sendiri. Cobalah keluar! Maka akan menemukan hal yang maha asyik.” Benar. Jangan di rumah terus. Jangan sendiri terus. Cobalah keluar. Cobalah berkawan. Untuk mengukur seberapa kehebatanmu.

    Sebagai makhluk sosial, kita memang tidak bisa hidup sendiri. Kita pasti butuh orang lain untuk memenuhi kebutuhan kita. Hal ini tidak berlaku pada kebutuhan jasmani saja, tapi juga kebutuhan rohani. Termasuk dalam masalah kesuksesan.

    Dalam salah satu kitab dijelaskan, “Dalam masalah dunia, lihatlah orang yang di bawahmu. Dalam masalah ilmu, lihatlah orang yang di atasmu!”


    Sejenak, kata-kata di atas mengajarkan kepada kita untuk beranjak, ‘melihat’, lalu mengambil pelajaran.  
    Posting Komentar

    Posting Komentar