-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Gadis Cerdas itu Bernama Sri

    Sebelumnya saya menulis tentang pertemuan saya dengan anak cerdas. Kali ini, cerita saya bertemu dengan gadis cerdas. Eh bukan ketemu sih sebenarnya. Cuma mendengar ceritanya saja.

    Seperti biasanya, setelah ngaji selesai, saya ngobrol sama Bapak Hari, ayah anak cerdas yang saya ceritakan itu. Kita ngobrol ini-itu. Mulai masalah pengalaman, perilaku, dan seterusnya. Setelah kopi yang disuguhkan habis, obrolan kita baru selesai. Biasanya dilanjutkan dipinggir jalan. Sambil menunggu nasi yang baru dipesan matang.


    Memang setiap nge-private, dapat dipastikan saya dikasih kopi dan air minum satu botol. Lumayanlah, minum kopi gratis. Apa lagi, kadang kopinya racikan sendiri. Ada rasa khasnya gitu. Saya sih sebenarnya tidak terlalu bisa membedakan kopi enak dan tidak. Kalau ada, ya saya minum. Saya habiskan. Biar yang ngasihsenneng.

    Juga, setiap selesai ngaji, dapat dipastikan saya dikasih makanan. Entah itu bakso, nasi goreng, atau krengsengan. Sepertinya Pak Hari sudah mulai faham, diantara ketiga makanan itu krengsenganlah yang paling saya suka. Karena ‘sedapnya’ terasa dan porsinya banyak. Kalau bakso, saya gak kenyang. Kalau nasi goreng, dari dulu memang terpaksa makan. Seperti saat dikasih orang dan perut ber-kecerut.

    Kadang juga dikasih sate. Nah, kalau yang makanan ini jarang sekali. Soalnya di sekitar rumah Pak Hari gak ada yang jualan sate. Kalau mau beli, harus bawa sepeda motor. Jauh tempatnya.

    Nah, pada Selasa malam Rabu kemaren, Pak Hari nyebut-nyebut seorang gadis yang cant… eh yang cerdas. Dia guru private-nya anak Pak Hari yang baru. Ngajari mate-mateka dan bahasa Inggris. Kata Pak Hari gadis itu lucu dan lugu. Dia nyennengi. Wong Pak Hari saja bilang senneng ke dia.

    Sebelumnya saya kira yang ngajari private itu cowok. Eh, ternyata namanya Sri. Saya tanya, cewek tah Pak. Pak Hari bilang iya. Walah, cewek toh. Tapi saya gak tahu ya nama panjagnya siapa. Dan saya tidak nanya juga. Heheh… Apa lagi nomer WA-nya. Wkwkwk

    Sri itu cerdas. Ya, dia gadis cerdas. Saya ngakui itu. Sekarang dia kuliah di Unair. Jurusan kedokteran. Masih semester satu. Kuliahnya beasiswa full. Semuanya gratis. Sampai tempat tinggal pun gratis. Tempat tinggalnya bukan main-main. Di perumahan apa gitu. Katanya, dia itu kuliah lewat jalur undangan. Subhanallah. Bisa dipastikan kan, mahasiswa yang kuliah lewat jalur undangan pasti pinter.

    Kata Pak Hari, yang ngelamar Sri untuk jadi mahasiswi bukan hanya Unair, tapi UGM dan apa gitu satunya. Saya lupa. Tapi ketiga-tiganya kampus besar dan ternama. Ya, pastilah kalau gitu Sri ini memang pinter dan cerdas.

    Bagaimana tidak pinter, Sri ini pernah jadi juara satu olimpiade Fisika se-Magelang. Iya, kalau gak salah dia rumahnya Magelang, Jawa Tengah. Kalau gak salah ya. Kalau salah, ya gak tahu juga. Kata temen-temen, Al-Insan Mahallul Khata’ Wan Nisyan. Manusia tempat salah dan lupa.

    Begitulah cerita Sri. Pak Hari yang menceritakannya ke saya. Terbesit dalam hati, jangan-jangan Pak Hari juga menceritakan saya ke dia. Ah, apa ya yang diceritakan tentang saya ke dia ya. Ah sudahlah. Gak mungkin juga Pak Hari nyeritakan saya ke dia. Apanya coba yang mau diceritain. Kepintaran, ya gak pinter. Kecerdasan, ya nggak cerdas.

    Satu kata dari saya buat Sri. Hebat. Semoga Sri sukses, jadi dokter yang baik dan Islami.

    Oea, entah kenapa, saat saya pulang dari ngajar, saat saya diterpa hujan di atas sepeda (nyastra, hehe), saya kok malah ingat Sri. Seperti apa wajahnya, seperti apa senyumnya, seperti apa jalannya, sperti apa sandalnya. Kok sandal juga disebut sih.

    Sebenarnya, saya kepikiran masalah Sri itu bukan masalah Srinya, tapi bagaimana saya menulis tentang Sri. Mulai dari alur, muqaddimah, isi, dan penutup. Bukan masalah Srinya ya. Takutnya kamu salah faham gitu.

    Tapi gini, rasa cinta itu memang kadang lahir dari cerita- cerita. Kita nggak ngelihat orangnya, tapi kalau sering dengar cerita baiknya, kita bisa jatuh hati. Masak iya. Kalau gak percaya, coba kita baca tulisannya Imam Ghazali di bawah ini,

    فإن من المشاهد في العادات أن تذكر غائبا غير مشاهد بين يدي شخص وتكرر ذكر خصاله عنده فيحبه

    Artinya: Termasuk fakta, kamu menceritakan seseorang  yang tidak ada di hadapan kepada orang lain. Lalu kamu ualng-ulang cerita tentang dia di hadapannya. Maka, dia (seseorang yang mendengar ceritanya) akan mencintai orang yang diceritakan.

    Jadi, menceritakan tentang perempuan ke orang laki-laki itu ada negatinya juga ya. Bisa kepikiran. Hehe. Makanya, gak usah yneritain temen perempuannya ke temen laki-laki. Apa lagi yang laki-laki jahat. Jangan deh. Kecuali jika si laki-laki ingin melamarnya. Kalau gitu, harus diceritakan.


    Loh, kok tulisannya ke mana-mana. Sudah ya, kita sudahi saja. Assalamualaikum. Saya kuliah dulu. Bismillah..

    Sumber Foto : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjW4b3lFwaJv9WC-N2BJcUdp0rNOBrVekyjhEt0uXd_bWAauG8vqoEpJCEYVmlnrzaWgkcjIRW076b41fSxrpwoWo15T73OA8R1D3nQegm4F1hw-ROqTFRtbmiAUNFUC-H8QJbmS34GzBY/s1600/Muslimah

    Posting Komentar

    Posting Komentar