-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Hikmah Puasa Ramadan untuk Kesehatan, Spiritual, dan Sosial



    Hikmah Puasa Ramadan | Berpuasa tidak hanya diwajibkan kepada umat Nabi Muhammad saw., tapi juga kepada umat terdahulu.

    Bagi umat Nabi Muhammad, kewajiban berpuasa ini dilakukan di Bulan Ramadan.

    Allah berfirman dalam Al-Quran:

    ÙŠَاأَÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِينَ آمَÙ†ُوا Ùƒُتِبَ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ُ الصِّÙŠَامُ ÙƒَÙ…َا Ùƒُتِبَ عَÙ„َÙ‰ الَّØ°ِينَ Ù…ِÙ†ْ Ù‚َبْÙ„ِÙƒُÙ…ْ Ù„َعَÙ„َّÙƒُÙ…ْ تَتَّÙ‚ُونَ (183)

    “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS. Al-Baqarah: 183)

    Hikmah puasa / freefik.com



    Menurut Syaikh Al-Maraghi, Allah mengabarkan bahwa puasa juga diwajibkan pada umat terdahulu itu untuk memotivasi kita.


    Umat terdahulu berpuasa, masak kita tidak bisa? Umat terdahulu berpuasa masak kita tidak mau?

    Hikmah Puasa Ramadan Itu  Agar Kalian Bertakwa

    Sebagaimana dalam ayat di atas, puasa diwajibkan agar umat Islam bertakwa. Takut kepada Allah swt..

    Syaikh Nawawi Banten menjelaskan dalam tafsrinya maksud dari “agar kalian bertakwa” ini.
    Beliau menulis bahwa ketakwaan di sini bisa dijalani dengan berpuasa dan tidak menuruti keinginan diri, seperti makan, minum, dan berhubungan intim dengan istri.

    Jika keinginan-keinginan ini bisa ditahan, maka keinginan lain yang menjerumuskan juga bisa ditahan. Sebab, makan, minum, dan berhubungan dengan istri termasuk keinginan yang berat ditinggalkan. Lebih berat dari pada keinginan yang lain.

    Hal ini termasuk faidah dan hikmah puasa Ramadan, sebagaimana yang ditulis oleh Syaikh Al-Maraghi.

    Hikmah Puasa Ramadan dari Berbagai Aspek Kehidupan

    Hikmah puasa Ramadan agar kita semua bertakwa, sebagaimana penjelasan di atas. Ketakwaan ini bisa dilihat dari beberapa asepek.

    Syaikh Al-Maraghi menyebutkan setidaknya ada 6 aspek yang bisa dikaji dari hikmah puasa Ramadan ini. Penjelasannya sebagaimana berikut:
       
    1.  Membiasakan diri takut kepada Allah saat sendiri dan saat banyak orang

    Puasa itu aktivitas yang tidak bisa diidentifikasi. Orang tidak bisa tahu kita berpuasa atau tidak.

    Oleh karenanya, puasa itu tidak bisa karena orang lain. Harus karena Allah. Puasa juga mengajarkan kepada kejujuran. Jujur kepada diri sendiri dan jujur kepada orang lain.

    Jika kita berpuasa lalu bilang tidak berpuasa, ya orang lain percaya. Atau kita tidak berpuasa lalu bilang pada orang lain berpuasa, orang juga bakalan percaya.

    Ya, puasa itu aktivitas yang hanya diri kita dan Allah yang tahu (juga malaikat). Jika kita berpuasa dengan sebenar-benarnya, berarti kita takut kepada Allah.

    Dengan demikian, puasa melatih kita untuk bertakwa dalam situasi dan kondisi apa pun. Baik ketika ramai atau ketika sepi.

    Hikmah puasa Ramadan ini termasuk hikmah yang berhubungan dengan spiritual diri.
       
    2.  Menghancurkan kekuatan syahwat

    Hikmah puasa Ramadan yang kedua adalah menghancurkan kekuatan syahwat dan menyalurkannya pada jalan yang benar.

    Wah, cocok ini untuk para jomblo. Karena memang nabi pernah bersabda khusus untuk anak muda. Kata beliau, jika punya biaya, segeralah menikah. Jika tidak, maka berpuasalah!

    Kata orang Jawa, mengakhiri kejombloan atau menikah itu yang sulit bukan nomor satu, tapi yang nomor dua. Bahasa jawanya nomer kale. Kale sinten? Wkwkwk.

    Hikmah puasa Ramadan ini sama dengan hikmah yang pertama, berhubungan dengan spiritual diri.
      
     3.  Menyadarkan kita untuk ringan berbagi

    Ketika kita berpuasa, kita akan merasakan lapar. Entah kalau tidur dari setelah sahur sampai berbuka. Itu tidur apa mati sih? Hehe.

    Ketika kita merasakan lapar yang membuat badan kita lemas, kita menyadari bagaimana dengan mereka yang fakir?

    Bagaimana dengan mereka yang lapar karena tidak memiliki makanan? Bagaimana dengan mereka yang lapar karena memang tidak punya uang?

    Dari sanalah tumbuh rasa kasih sayang kepada mereka. Tumbuhlan rasa kemanusiaan dalam hati kita.

    Maka kita akan gampang berbagi. Kita akan gampang bersedekah dan memberi. Itulah hikmah puasa Ramadan.

    Hikmah puasa Ramadan ini berkaiatan dengan sosial. Karena memang, Islam tidak hanya mementingkan aspek ibadah, tapi juga aspek sosial. Bukan orang yang bertakwa jika dia belum peka pada masalah sosial.

    Kata Imam Ar-Rozi, kewajiban agama (Islam) sebenarnya mengerucut pada dua hal, yaitu mengagungkan perintah Allah dan memiliki rasa kasih sayang pada sesama manusia. Peduli sosial.
      
    4.  Puasa itu menyamaratakan manusia

    Allah tidak membedakan antara hambanya yang kaya dan yang tidak. Semuanya diwajibkan berpuasa. Caranya pun sama. Sama-sama mencegah makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa dari Subuh sampai Maghrib.

    5. Membiasakan umat mengikuti aturan kehidupan

    Puasa juga membiasakan kita mengikuti aturan dalam kehidupan. Mengajarkan kita untuk disiplin waktu.

    Allah memberi waktu sahur. Allah juga memberi waktu saat berbuka. Semua umat manusia akan makan sahur dan berbuka puasa dalam waktu yang ditentukan itu.

    6.  Menjaga kesehatan tubuh

    Hikmah puasa Ramadan yang keenam adalah puasa membantu menjaga kesehatan tubuh. Puasa bisa menghilangkan zat jahat dalam tubuh. Terutama orang-orang yang banyak makan dan jarang bergerak (olahraga).

    Baca juga:


    Puasa juga men-sterilkan usus dari racun. Juga membersihkan lemak yang sangat berbahaya untuk kesehatan kita. Hal ini sudah banyak dibuktikan oleh banyak ilmuan.

    Benarlah kata Rasulullah,
    صوموا تصحّوا
    Shumu, tasihhu. Berpuasalah kalian, maka kalian sehat!

    Itulah hikmah puasa khususnya puasa Ramadan. Hikmah di atas dilihat dari beberapa aspek kehidupan: aspek kesehatan, sosial, dan spiritual. Semoga kita mendapatkan hikmah-hikmah puasa Ramadan ini. Jika tidak, berarti ada yang salah dengan puasa kita.

    Baca juga: 


    Bisa jadi di siang hari kita berpuasa, tapi saat berbuka puasa atau di malam hari kita malah balas dendam. Bulan Ramadan bukan menjadi bulan puasa, tapi malah menjadi bulan makan-makan. Salam! Wallahu A’lamu Bisshowab

    Posting Komentar

    Posting Komentar