-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Jika Jatuh Cinta, Ungkapkan Saja!


    Jatuh cinta itu fitrah manusia. Laki-laki jatuh cinta kepada perempuan dan sebaliknya. Cintalah yang kadang mengukir senyum dan tawa. Cinta jugalah yang menggores luka nestapa.

    Cinta itu kadang tanpa sengaja. Ujuk-ujuk jatuh cinta. Tidak bisa untuk tidak jatuh cinta. Mulut boleh bilang ‘tidak’, tapi hati tetap saja berkata ‘iya’. Ulama fikih menyebut cinta seperti ini dengan Dhorury.

    Ada juga cinta yang disengaja. Jatuh cintanya memang sengaja. Cinta yang memang keinginan hati. Nah, cinta ini oleh ulama fikih dikategorikan cinta ikhtiyari.



    Lalu, jika kita jatuh cinta, apakah ada tuntunannya dalam kitab fikih? Ada dong. Yaitu, ambil cermin yang besar. Lalu ngaca. Ngaca sob! Pantes nggak lo jatuh cinta ke dia?

    Hehe… Bercanda gan (anak Bukalapak pasti faham, hehe).

    Jadi begini, ulama fikih sempat menyinggung masalah jatuh cinta ini. Insyaallah dalam Bab Janazah. Loh? Bercanda lagi neh? Nggak! Benneran! Dalam Bab Janazah.

    Yah mungkin karena cinta itu bisa mematikan. Mematikan akal sehat. Mematikan telinga. Mematikan mata. Makanya ada pepatah, “Cinta akan membuatmu buta dan tuli”.

    Mengungkapkan Cinta itu Sunah

    Terus menurut ulama fikih, bagaimana tuntunannya jika kita jatuh cinta? 

    Ungkapkan! Ya, ungkapkan. Jika kamu jatuh cinta, benar-benar jatuh cinta, katakan dengan sejujurnya. Kamu harus berani melakukan itu. Diterima dan tidaknya itu belakangan.

    Serius ini. Menurut ulama fikih memang begitu. Mereka mengatakan, mengungkapkan cinta itu sunah. Artinya jika dilakukan mendapat pahala.

    Waw… Asyik juga neh. Selain mendapat pasangan, mendapat pahala pula.

    Syaikah Sulaiman Al-Jamal menulis dalam kitabnya, Hâyiyatul Jamal begini:

    ( قَوْلُهُ وَالْمَيِّتُ عِشْقًا ) أَيْ بِشَرْطِ الْعِفَّةِ عَنْ الْمُحَرَّمَاتِ بِحَيْثُ لَوْ اخْتَلَى بِمَحْبُوبِهِ لَمْ يَقَعْ بَيْنَهُمَا فَاحِشَةٌ وَبِشَرْطِ الْكِتْمَانِ حَتَّى عَنْ مَحْبُوبِهِ وَإِنْ كَانَ يُسَنُّ إعْلَامُهُ بِأَنَّهُ يُحِبُّهُ…..

    Artiya: (juga disebut mati syahid) adalah orang mati karena cinta. Dengan syarat iffah (menjaga) dari hal-hal yang diharamkan. Gambarannya, misalnya orang yang jatuh cinta itu berduaan dengan orang yang dicintai, maka tidak akan berbuat yang tercela.

    Pula, dengan syarat cintanya disembunyikan (tidak diungkapkan) walaupun pada orang yang dicintainya. Meskipun (sebenarnya), sunah hukumnya memberitahu sang kekasih bahwa dia mencintainya.

    Percaya kan? Itu dalilnya yang ditebalkan. Mengungkapkan cinta itu sunah menurut ulama fikih. Karena sunah, setelah baca tulisan ini, langsung rame-rame mengungkapkan cinta.

    Jika ada yang belum punya sasaran korban, bisa pinjam punya temannya. Waduh… Jika ada yang belum berani, coba datangi ibunya. Bawa air. Lalu basuh kaki sang Ibu. Lalu minum.

    Kata Baginda, “Surga ada di telapak kaki ibu” kan. Siapa tahu setelah meminum air surga, bisa dapat surga yang lain. Mencing surga.. Hehehe.

    Tapi, tapi, tapi, pembahasan mengungkapkan cinta itu untuk menikah ya. Bukan yang lain. Apa lagi hanya untuk nyakitin. Pas lagi sayang-sayangnya ditinggilan.

    Mati karena Cinta, Mati Syahid

    Kembali lagi pada tulisan Syaikh Sulaiman Al-Jamal di atas. Penjelasannya begini:

    Diantara orang yang mati syahid adalah orang yang mati dikarenakan cinta. Orang jatuh cinta, cintanya begitu dalam, lalu meninggal karena cinta itu, maka dia mati syahid.

    Tapi, harus memenuhi dua syarat. Pertama, harus iffah. Artinya, orang yang meninggal tadi menjaga cintanya tetap suci. Tidak menyebabkannya pada hal-hal yang dilarang Allah.

    Gambarannya, jika dia berkesempatan berduaan dengan orang yang dicintainya, maka dia tidak melanggar syariat. Walaupun hanya melihat.

    Kok jadi serius gini sih. Kan jadi ngantuk bacanya. Nge-bahas masalah cinta itu gak perlu serius amat, yang biasa aja. Biar gak terlalu sakit. Hehe

    Kedua, tidak diungkapkan. Jadi, syarat yang kedua agar termasuk mati syahid adalah cintanya tidak diungkapkan. Tidak diungkapkan kepada yang dicintai, juga tidak diceritakan kepada siapa pun.

    Namun, sebenarnya hukum mengungkapkan cinta itu sunah. Meski demikian, jika diungkapkan maka jika mati, tidak dikatakan mati syahid.

    Kamu tinggal pilih saja, mau mati syahid atau mau mendapatkan cinta sang kekasih. Jika ingin mati syahid, ya ikuti dua syarat di atas. Kalau ingin mendapatkan cinta sejati, ungkapkan ya sob!

    Laki-Laki yang Gak Peka atau Kamu yang Bukan Tipenya

    Kalau cewek gimana? Masak cewek mengungkapkan perasaan terlebih dahulu. Malulah.

    Emang kalau cewek mengungkapkan cinta terlebih dahulu itu kenapa? Wong Sayyidah Khadijah berani kok mengungkapkan cintanya kepada (Sayidina) Muhammad muda kala itu.


    Ada yang bilang, “Aku tidak bisa menjadi seperti Sayidah Khadijah, aku ingin menjadi seperti Sayidah Fatimah saja yang dipinang oleh Sayidina ‘Ali”.

    Terserah deh. Paling tidak, ngasih kode. Hehehe. Tapi, kalau kode itu tidak ada respon, bisa jadi yang laki-laki tidak peka, belum berani, atau yang lainnya. Bisa juga kamu bukan tipenya. (atiku rasane luru …. Wkwkwkwk). Salam!

    Posting Komentar

    Posting Komentar