-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    6 Gelar untuk Ulama Ahli Hadis

     

    Pengertian Gelar

    Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Gelar adalah sebutan kehormatan, kebangsawanan, atau kesajranaan. Biasanya ditambahkan pada nama orang, seperti raden, tengku, atau doctor. Dalam Mustholah al-Hadis, juga ada gelar yang disematkan kepada para rawi hadis. Gelar ini berdasarkan kedalaman ilmu para rawi dalam menghafal dan memahami hadis.

    Foto: Menachem Ali via Republika.co.id


    Dalam bahasa Arab, gelar dalam bidang hadis ini dibahasakan dengan al-Alqab al-Ilmiyah (Julukan berdasarkan keilmuan). Sedangkan arti dari Laqâb (bentuk mufrod dari Alqâb) secara bahasa adalah nama yang diberikan kepada seseorang sebagai bentuk pujian atau cacian. Selain itu, Laqab juga berarti sebuah nama yang diberikan kepada seseorang yang mengindikasikan kemuliaan dan kehinaan empunya. Seperti, Zainul Abidin (hiasan orang-orang yang beribadah) dan Anfun Nâqah (hidung unta). Adapun dalam istilahnya adalah meneliti dan membahas gelar-gelar muhaddistin dan para rawi hadis untuk mengetahuinya, memahaminya dengan sempurna, dan membedakan dari nama asli[1].

    Macam-Macam Gelar Ahli Hadis

          1)     Al-Musnid

    Al-Musnid adalah orang yang meriwayatkan hadis dengan isnadnya, baik dia memiliki pengetahuan pada hadis yang diriwatkan atau tidak[2]. al-Musnid ini juga disebut dengan at-Thalib, al-Mubtadi, dan ar-Rawi[3].

          2)     Al-Muhaddis

    Ibnu Sayyidin-Nas mengatakan bahwa yang dimaksud dengan al-Muhaddis adalah orang yang menyibukkan diri dengan hadis dari segi periwayatan, dirayah, mengumpulkan para rawi, serta mengetahui banyak rawi dan riwayat pada masanya. Dia juga fokus di bidang itu sehingga peran dan kealimannya dikenal banyak orang. Diapun menjadi rujukan untuk belajar hadis dan para rawinya. Adapun menurut Ibnu Jazari Muhaddis adalah orang yang menghafal hadis secara riwayah dan memiliki kepedulian tinggi secara dirayah.

    Adapun ulama yang mendapat gelar Al-Muhaddis di antaranya adalah sebagai berikut:

    1.     Atha’ bin Abi Ribah (seorang mufti masyarakat Makkah)

    2.     Imam Zabidiy (seorang ulama yang meng-ikhtisharkan kitab Bukhari-Muslim)

         3)     Al-Hafidz

                Al-Hafidz lebih tinggi dari al-Muhaddis. al-Hafidz adalah orang yang begitu luas ilmunya dalam bidang hadis dan fan-fannya. Sekiranya hadis dan illat hadis yang dia ketahui lebih banyak dari pada yang tidak diketahui. Sebenarnya, para ulama berbeda pendapat mengenai difinisi al-Hafidz ini. Sampai-sampai salah satu mereka mengatakan bahwa al-Hafidz hanya muncul satu orang di setiap 40 tahun.

    Ulama yang mendapat gelar Al-Hafidz diantaranya adalah:

    1.     al-Iraqi

    2.     Syarafuddin ad-Dimyathi

    3.     Ibnu Hajar al-‘Asqalani

    4.     Ibnu Daqiqil Id.

         4)     Al-Hujah

     Al-Hujjah sama dengan Al-Hafidz. Bedanya, ulama yang mendapat gelar Al-Hjjuah lebih kuat dan lebih tertancap dalam hati dalam menghafal sanad dan matan hadis. Ulama Muta’akhirin memberi kereteria bahwa orang yang mendapat gelar Al-Hujjah adalah orang yang menghafal 300.000 hadis serta mengetahui sanad dan matannya.

    Ulama yang mendapat gelar al-Hujjah sebagai berikut:

    1.     Hisyam bin ‘Urwah

    2.     Abu Handzil Muhammad bin Al-Walid

    3.     Muhammad bin Abdullah bin Amr[4]

    Menurut Abu Zar’ah ad-Dimisyqi ulama yang mendapat gelar al-Hujjah dalam keilmuan hadis sebagai berikut:

    1.     Ubaidillah bin Umar

    2.     Imam Malik bin Anas

    3.     Al-Auza’i

    4.     Sa’id bin Abdul Aziz[5]

         5)     Al-Hakim

    Al-Hakim adalah orang yang pengetahuannya meliputi semua hadis, sehingga dia mengetahui semua hadis kecuali sediktit saja[6].

    Ulama Ahli Hadis yang mendapat gelar al-Hakim antara lain adalah:

    1.     Ibnu Dinnar

    2.     Al-Laist bin Sa’ad

    3.     Imam Malik

    4.     Imam Syafi’i[7]

         6)     Amirul Mu’minin

     Gelar ini merupakan gelar tertinggi dalam ilmu hadis. Sebenarnya, gelar ini diberikan kepada Khalifah setelah Sayyidina Abu Bakar as-Shiddiq. Namun, gelar ini juga disematkan kepada para rawi hadis yang telah memenuhi syarat. Hal ini berdasarkan pada jawaban Rasulullah saw. ketika ditanya tentang siapa yang dikatakan Khalifah. Rasulullah saw. menjawab bahwa Khalifah adalah orang-orang yang meriwayatkan hadis beliau ketika beliau sudah wafat. Para rawi hadis pada masa itu seolah-olah menjadi Khalifah (pengganti) Rasulullah dalam menyampaikan sunah-sunah beliau[8].

    Adapun Ahli hadis yang mendapatkan gelar Amirul Mu’minin dalam hadis adalah:

    1.     Sufyan at-Tsauri

    2.     Syu’bah bin Hujjaj,

    3.     Hmmad bin Salamah

    4.     Abdullah al-Mubarok

    5.     Ahmad bin Hanbal

    6.      Imam Bukhari

    7.     Imam Muslim.

                Adapun ulama muta’akhirin yang mendapat gelar Amirul Mu’minin adalah al-Hafidz Ahmad bin ‘Ali bin Hajar al-‘Asqalani[9].

    Daftar Pustaka

    1.     A. Thahan, Mahmud Ahmad,

    B.    as-Syayiji, Abdurrozaq Khalifah,

    C.    ‘Ubadi, Nahad Abdul Halim,  Mu’jam al-Musthalah al-Haditsiyah, Versi Maktabah Syamilah

    2.     Salamah, Muhammad Khalaf, Lisan al-Muhadditsin, Versi Maktabah Syamilah

    3.     Itr, Nuruddin, Manhaj an-Naqd Fi Ulum al-Hadist, Dar al-Fikr, Damaskus, Suriyah

    4.     Rahman, Fathur, Ikhtishar Musthalahul Hadis, Alma’arif, Bandung.



    [1] Mu’jam al-Musthalahât al-Hadîtsiyah, hal: 10

    [2] Manhaj an-Naqd Fi Ulum al-Hadis, hal: 76

    [3] Ikhtisar Musthalahul Hadits, hal:39

    [4] Ikhtishar Musthalahul Hadis, hal: 38

    [5] Lisan al-Muhaddisin, Juz: 3, hal: 80

    [6] Manhaj an-Naqd Fi Ulum al-Hadis, hal: 77

    [7] Ikhtishar Musthalahul Hadis, hal: 38

    [8] Ibid

    [9] Manhaj an-Naqd Fi Ulum al-Hadis, hal: 77

    Posting Komentar

    Posting Komentar