Pengertian Gelar
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Gelar adalah sebutan
kehormatan, kebangsawanan, atau kesajranaan. Biasanya ditambahkan pada nama
orang, seperti raden, tengku, atau doctor. Dalam Mustholah al-Hadis,
juga ada gelar yang disematkan kepada para rawi hadis. Gelar ini berdasarkan
kedalaman ilmu para rawi dalam menghafal dan memahami hadis.
Foto: Menachem Ali via Republika.co.id |
Dalam bahasa Arab, gelar dalam bidang hadis ini dibahasakan dengan al-Alqab
al-Ilmiyah (Julukan berdasarkan keilmuan). Sedangkan arti dari Laqâb
(bentuk mufrod dari Alqâb) secara bahasa adalah nama yang diberikan
kepada seseorang sebagai bentuk pujian atau cacian. Selain itu, Laqab juga
berarti sebuah nama yang diberikan kepada seseorang yang mengindikasikan
kemuliaan dan kehinaan empunya. Seperti, Zainul Abidin (hiasan
orang-orang yang beribadah) dan Anfun Nâqah (hidung unta). Adapun dalam
istilahnya adalah meneliti dan membahas gelar-gelar muhaddistin dan para rawi
hadis untuk mengetahuinya, memahaminya dengan sempurna, dan membedakan dari
nama asli[1].
Macam-Macam Gelar Ahli Hadis
1)
Al-Musnid
Al-Musnid adalah orang yang meriwayatkan hadis dengan isnadnya, baik dia memiliki pengetahuan pada hadis yang diriwatkan atau tidak[2]. al-Musnid ini juga disebut dengan at-Thalib, al-Mubtadi, dan ar-Rawi[3].
2)
Al-Muhaddis
Ibnu Sayyidin-Nas mengatakan bahwa
yang dimaksud dengan al-Muhaddis adalah orang yang menyibukkan diri dengan
hadis dari segi periwayatan, dirayah, mengumpulkan para rawi, serta mengetahui
banyak rawi dan riwayat pada masanya. Dia juga fokus di bidang itu sehingga
peran dan kealimannya dikenal banyak orang. Diapun menjadi rujukan untuk
belajar hadis dan para rawinya. Adapun menurut Ibnu Jazari Muhaddis adalah
orang yang menghafal hadis secara riwayah dan memiliki kepedulian tinggi secara
dirayah.
Adapun ulama yang
mendapat gelar Al-Muhaddis di antaranya adalah sebagai berikut:
1.
Atha’
bin Abi Ribah (seorang mufti masyarakat Makkah)
2.
Imam
Zabidiy (seorang ulama yang meng-ikhtisharkan kitab Bukhari-Muslim)
3)
Al-Hafidz
Al-Hafidz lebih tinggi dari al-Muhaddis. al-Hafidz adalah
orang yang begitu luas ilmunya dalam bidang hadis dan fan-fannya. Sekiranya
hadis dan illat hadis yang dia ketahui lebih banyak dari pada yang tidak
diketahui. Sebenarnya, para ulama berbeda pendapat mengenai difinisi al-Hafidz
ini. Sampai-sampai salah satu mereka mengatakan bahwa al-Hafidz hanya muncul
satu orang di setiap 40 tahun.
Ulama yang mendapat gelar Al-Hafidz
diantaranya adalah:
1.
al-Iraqi
2.
Syarafuddin
ad-Dimyathi
3.
Ibnu
Hajar al-‘Asqalani
4.
Ibnu
Daqiqil Id.
4)
Al-Hujah
Al-Hujjah sama dengan Al-Hafidz. Bedanya, ulama
yang mendapat gelar Al-Hjjuah lebih kuat dan lebih tertancap dalam hati dalam
menghafal sanad dan matan hadis. Ulama Muta’akhirin memberi kereteria
bahwa orang yang mendapat gelar Al-Hujjah adalah orang yang menghafal 300.000
hadis serta mengetahui sanad dan matannya.
Ulama yang mendapat gelar al-Hujjah sebagai berikut:
1.
Hisyam
bin ‘Urwah
2.
Abu
Handzil Muhammad bin Al-Walid
3.
Muhammad
bin Abdullah bin Amr[4]
Menurut Abu
Zar’ah ad-Dimisyqi ulama yang mendapat gelar al-Hujjah dalam keilmuan hadis
sebagai berikut:
1.
Ubaidillah
bin Umar
2.
Imam
Malik bin Anas
3.
Al-Auza’i
4.
Sa’id
bin Abdul Aziz[5]
5)
Al-Hakim
Al-Hakim adalah orang yang
pengetahuannya meliputi semua hadis, sehingga dia mengetahui semua hadis
kecuali sediktit saja[6].
Ulama Ahli Hadis yang mendapat gelar
al-Hakim antara lain adalah:
1.
Ibnu
Dinnar
2.
Al-Laist
bin Sa’ad
3.
Imam
Malik
4.
Imam
Syafi’i[7]
6)
Amirul Mu’minin
Gelar ini merupakan gelar tertinggi dalam ilmu
hadis. Sebenarnya, gelar ini diberikan kepada Khalifah setelah Sayyidina Abu
Bakar as-Shiddiq. Namun, gelar ini juga disematkan kepada para rawi hadis yang
telah memenuhi syarat. Hal ini berdasarkan pada jawaban Rasulullah saw. ketika
ditanya tentang siapa yang dikatakan Khalifah. Rasulullah saw. menjawab bahwa
Khalifah adalah orang-orang yang meriwayatkan hadis beliau ketika beliau sudah
wafat. Para rawi hadis pada masa itu seolah-olah menjadi Khalifah (pengganti)
Rasulullah dalam menyampaikan sunah-sunah beliau[8].
Adapun Ahli
hadis yang mendapatkan gelar Amirul Mu’minin dalam hadis adalah:
1.
Sufyan
at-Tsauri
2.
Syu’bah
bin Hujjaj,
3.
Hmmad
bin Salamah
4.
Abdullah
al-Mubarok
5.
Ahmad
bin Hanbal
6.
Imam Bukhari
7.
Imam
Muslim.
Adapun ulama muta’akhirin yang mendapat gelar Amirul
Mu’minin adalah al-Hafidz Ahmad bin ‘Ali bin Hajar al-‘Asqalani[9].
Daftar Pustaka
1.
A. Thahan,
Mahmud Ahmad,
B.
as-Syayiji,
Abdurrozaq Khalifah,
C.
‘Ubadi,
Nahad Abdul Halim, Mu’jam
al-Musthalah al-Haditsiyah, Versi Maktabah Syamilah
2.
Salamah,
Muhammad Khalaf, Lisan al-Muhadditsin, Versi Maktabah Syamilah
3.
Itr,
Nuruddin, Manhaj an-Naqd Fi Ulum al-Hadist, Dar al-Fikr, Damaskus,
Suriyah
4.
Rahman,
Fathur, Ikhtishar Musthalahul Hadis, Alma’arif, Bandung.
[1] Mu’jam
al-Musthalahât al-Hadîtsiyah, hal: 10
[2] Manhaj
an-Naqd Fi Ulum al-Hadis, hal: 76
[3] Ikhtisar
Musthalahul Hadits, hal:39
[4] Ikhtishar
Musthalahul Hadis, hal: 38
[5] Lisan
al-Muhaddisin, Juz: 3, hal: 80
[6] Manhaj
an-Naqd Fi Ulum al-Hadis, hal: 77
[7] Ikhtishar
Musthalahul Hadis, hal: 38
[8] Ibid
[9] Manhaj
an-Naqd Fi Ulum al-Hadis, hal: 77
Posting Komentar