-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    5 Inspirasi Kisah Hidup Sayidina ‘Abdurrahman bin ‘Auf; Ingin Mandiri hingga Menjadi Pengusaha Sukses

     

    Biografi Abdurrahman bin ‘Auf memang penuh inspirasi dan pelajaran hidup. Dia adalah salah satu sahabat yang mendapatkan jaminan masuk surga. 

    Dia termasuk salah satu dari delapan sahabat Rasulullah SAW yang masuk Islam di awal dakwah Nabi. Dia masuk Islam berkat ajakan Sayidina Abu Bakar as-Siddiq. 

    Sayidina Abdurrahman bin ‘Auf merasakan beratnya menjadi orang muslim. Sehingga Sayidina Abdurrahman bin ‘Auf ikut hijrah ke Habsyah untuk mencari perlindungan. 

    Ketika Nabi hijrah ke Madinah, Sayidina Abdurrahman bin ‘Auf juga ikut hijrah ke madinah.

    Abdurrahman bin Auf/ Pixabay/sylviacopol0/


    Berikut 5 inspirasi sejarah hidup dan biografi Sayidina Abdurrahman bin ‘Auf:

    1-- Lebih Suka Buka Usaha Sendiri dari Pada Minta-minta

    Ketika ikut hijrah ke Madinah, Sayidina ‘Abdurrahman bin ‘Auf menjadi orang tak punya. Harta bendanya ditinggalkan di Makkah. 

    Begitu juga sahabat-sahabat nabi yang lain. Mereka menjadi orang miskin dan tidak memiliki apa-apa.

    Strategi yang dilakukan oleh Nabi adalah mempersaudarakan sahabat nabi yang dari Makkah dengan sahabat pribumi Madinah. 

    Dengan hati ikhlas dan penuh suka, umat Islam Madinah membantu saudara seimannya sebagiamana keinginan Nabi. Orang-orang Islam Madinah kemudian disebut dengan Ansar, penolong.

    Kebetulan, Sayidina Abdurrahman bin ‘Auf dipersaudarakan dengan Sahabat Sa’ad bin al-Rabi’ al-Anshari. 

    Sahabat Rabi’ langsung menawarkan bantuan kepada Sayidina Abdurrahman bin ‘Auf.

    “Wahai Saudaraku, aku temasuk orang kaya di Madinah. Maka ambillah separuh dari hartaku. Aku juga memiliki dua istri. Pilihlah yang engkau suka. Nanti aku akan menceraikannya. Setelah idahnya selesai, nikahilah dia,” kata Sahabat Sa’ad bin al-Rabi’.

    Mendengar tawaran menggiurkan itu, Sayidina Abdurrahman bin ‘Auf malah tidak mau. Sayidina Abdurrahman tidak mau membebani orang lain. Dia juga tidak mau menjadi orang yang minta-minta. 

    Dia lebih suka bekerja dan berusaha sendiri serta mandiri. Apa lagi dia memiliki skill yang mumpuni dalam berdagang.

    “Semoga Allah memberkahi keluarga dan hartamu wahai saudaraku. Tapi, tunjukkan saja pasar kepadaku!” Kata Abdurrahman bin ‘Auf.

    Setelah itu, Sayidina Abdurrahman bin ‘Auf mulai berdagang di pasar Madinah. Di hari pertama sudah mendapatkan laba. 

    Semakin hari, sahabat Nabi ini semakin kaya. Dan tak lama setelah itu, Sayidina Abdurrahman bin ‘Auf menikah.

    Luar biasa! Inspirasi dari sejarah hidup Sayidina Abdurrahman bin ‘Auf.

    2-- Pedangang Hebat

    Sayidina Abdurrahman bin ‘Auf pedangang hebat dan handal. Tentu skill berdagang ini tidak didapatkan dengan begitu saja. 

    Beliau belajar berdagang sejak tinggal di Makkah. Dan beliaupun menjadi orang berpunya di Makkah.

    Kehebatan Sayidina Abdurrahman bin ‘Auf dalam berdagang pernah diungkapkan oleh Abu Amer. 

    Abu Amer berkata sebagaimana ditulis oleh Ibnu ‘Abdil Bar dalam al-Isti’ab, “Dia pedangang yang handal, sehingga dapat meraup banyak harta.”

    Abdurrahman bin ‘Auf sendiri pernah mengungkapkan akan kehebatannya dalam berdagang. 

    Dalam hal kecil dan remehpun, Abdurrahman bin ‘Auf tetap mencari laba dan keuntungan. Ketika mengangkat batu pun, beliau berharap ada laba dan untung.

    Baca juga:

    “Sungguh aku melihat diriku! Andaikan aku mengangkat sebuah batu, aku berharap mendapatkan emas atau perak di bawahnya,” kata Sayidina Abdurrahman bin ‘Auf sebagaimana tertulis dalam al-Thabaqat al-Kubra, karya Imam Ibnu Sa’ad.

    Sayidina Abdurrahman bin Auf berani membuka usaha. Dia juga hebat mengelola dan menjalankannya. 

    Dia pun menjadi salah satu sahabat Nabi yang membangun ekonomi umat Islam di Madinah.

    Maka, jika kita ingin menjadi pedangan hebat, kita perlu membaca sejarah hidup dan bigorafi Sahabat Abdurrahman bin Auf.

    3-- Tujuan yang Baik dalam Berdagang

    Dalam berdagang, tentu sangat diperlukan untuk menata niat. Agar setiap keringat yang menetes sebab bekerja, bernilai sebuah pahala. 

    Sebagaimana sabda Nabi, “Setiap perbuatan memerlukan niat. Dan setiap orang akan mendapatkan sesuai niatnya.”

    Sayidina Abdurrahman bin ‘Auf berdagang untuk memenuhi kebutuhan hidup, menafkahi keluarga, dan selebihnya untuk berinfaq di jalan Allah. 

    Dengan berdagang dan mendapatkan uang, Sayidina Abdurrahman bin ‘Auf bisa menjaga diri dan keluarga dari minta-minta. Bahkan bisa membantu orang lain dan keperluan Islam.

    Oleh karenanya, ketika menjadi orang yang banyak harta, Sayidina Abdurrahman tidak bangga. 

    Bahkan takut dan menangis. Takut-takut harta yang dimiliki menghalanginya masuk surga.

    Sebagaimana ditulis oleh Ibnu al-Atsir, bahwa suatu ketika Sayidina Abdurrahman bin Auf mendatangi Sayyidatuna Ummu Salamah. 

    Sayidina Abdurrahman curhat, “Wahai ibu, aku takut hancur gara-gara melimpahnya hartaku.” Lalu Sayidah Ummu Salamah memberi masukan, “Wahai anakku, berinfaklah!”

    Dalam Sahih Bukhari juga dijelaskan bahwa suatu ketika disuguhkanlah sebuah makanan pada Sayidina Abdurrahman bin ‘Auf.  

    Lalu beliau berkata, “Mus’ab bin ‘Umair terbunuh dan dia lebih baik dariku. Saat ingin dikafani, tidak ada kain kafan untuknya kecuali kain selendang. Begitu juga ketika Hamzah atau orang lain yang lebih baik dariku terbunuh. Tidak ada kain kafan untuknya kecuali sebuah kain selendang. Aku takut, kenyamanan yang aku rasakan hanya dirasakan di dunia.” 

    Lalu, Sayidina ‘Abdurrahman bin ‘Auf meninggal dunia.

    Sejarah hidup Sahabat ‘Abdurrahman bin ‘Auf ini mengajarkan kepada kita bahwa kenyamanan di dunia dapat mengurangi kenyamanan hidup di akhirat.

    4-- Sedekah yang Luar Biasa Banyaknya

    Kekayaan Sayidina ‘Abdurrahman bin ‘Auf tidak hanya untuk dirinya sendiri. Akan tetapi, juga untuk umat dan Islam. 

    Sayidina Abdurrahman bin Auf bersedekah dan berinfaq seakan-akan tidak takut miskin. Barangkali, inilah salah satu kunci kesuksesan Sayidina Abdurrahman dalam kehidupannya.

    Dikisahkan, sampailah kepada Rasulullah saw. bahwa pasukan romawi yang sangat kuat dan adi daya hendak menyerang umat Islam. 

    Ditambah keadaan umat Islam sedang krisis dan mengalami paceklik. Maka Rasulullah saw mengumumkan pada para sahabat untuk bersiap. 

    Rasulullah saw juga memotivasi, sahabat yang kaya agar membantu mempersiapkan kebutuhan yang tidak punya.

    Maka para sahabat berbondong-bondong menyedekahkan hartanya. Termasuk Sayidina Abdurrahman bin ‘Auf. 

    Dia menyedekahkan separuh dari harta yang dia miliki, yaitu 4000 dirham. Setelah itu, sebagaimana tulisan Al-Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab al-Isabah, Sayidina ‘Abdurrahman bin ‘Auf bersedekan 40.000 dinar, lalu 500 kuda dan 500 kendaraan.

    Dikisahkan juga, suatu ketika datanglah barang dagangan Sayidina Abdurrahman bin ‘Auf. 

    Dagangan itu sangat banyak sampai dibawa oleh 700 unta. Ketika sampai di Madinah, suara barang dagangan itu bergemuruh. Orang-orang Madinah mendengarnya. Begitu juga Sayidah ‘Aisyah.

    Lalu Sayidah Aisyah bertanya, “Bunyi apa ini?” 

    Orang-orang memberi tahu bahwa bunyi itu dari barang dangangan Sayidina Abdurrahman bin Auf yang sangat banyak. 

    Lalu Sayidah ‘Aisyah berkata, “Abdurrahman bin ‘Auf akan masuk surga dalam keadaan merangkak.”

    Tak lama kemudian, perkataan Sayidah Aisyah sampai pada Sayidina Abdurrahman bin ‘Auf. 

    Seketika, Sayidina ‘Abdurrahman bin ‘Auf menginfakkan seluruh barang dagangan itu di jalan Allah.

    “Wahai ibu… saksikanlah, aku peruntukkan unta dan apa-apa yang dibawanya itu di jalan Allah,” kata Sayidina Abdurrahman bin ‘Auf kepada Sayidah Aisyah.

    Membaca sejarah hidup dan bigorafi Sahabat Abdurrahman bin ‘Auf ini, mampukah kita meneladaninya? Jika tidak mampu semua, jangan tinggalkan semua.

    5-- Orang yang Amanah

    Diantara karakter yang dimiliki oleh Sayidina ‘Abdurrahman bin ‘Auf adalah amanah, dapat diprecaya. Bahkan keamanahannya langsung dijamin oleh Rasulullah saw.. 

    Rasulullah bersabda, “Abdurrahman bin ‘Auf adalah amin (orang yang dapat dipercaya) dalam penduduk langit dan penduduk bumi.”

    Oleh karenanya, ketika Sayidina ‘Abdurrahman bin Auf memilih seseorang untuk dijadikan Khalifah, Sayidina Ali orang pertama yang menyetujui. 

    Sebab, Sayidina ‘Abdurrahman bin ‘Auf adalah orang yang amanah.

    “Siapapun yang kamu pilih, saya orang pertama kali yang rida. Karena aku mendengar Rasulullah saw berkata, bahwa kamu adalah orang yang dapat dipercaya bagi penduduk langit dan bumi,” kata Sayidina Ali sebagaimana tertulis dalam kitab al-Isti’ab.

    Tentu, karakter amanah adalah salah satu kesuksesan seseorang. Termasuk dalam berdagang, berbisnis, atau bekerja. 

    Karakter amanah adalah modal agar dipercaya oleh orang lain. Kepercayaan orang lain itulah yang akan menjadikan seseorang sukses.

    Itulah 5 inspirasi dari sejarah hidup dan bigografi Sahabat Abdurrahman bin ‘Auf. Semoga kita bisa meneladaninya. Jika tidak semua, semgoga tidak kita tinggalkan semua.

    Wallahu A’lamu Bisshowab.

    Posting Komentar

    Posting Komentar