-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Karomah Umar bin Khattab; Ketika Sungai Nil Meminta Tumbal Seorang Gadis


    Siapa yang tidak kenal pada Sayidina Umar bin Khattab? Tetapi, sepertinya tidak banyak dari kita yang tahu tentang Karomah Umar bin Khattab ini.

    Sayidina Umar bin Khattab adalah Sahabat Rasulullah yang tegas dan pemberani. Khalifah Rasulullah kedua yang mampu membebaskan negara-negara tetangga. Seperti Persia dan Mesir.

    Bahkan, saat Islam baru lahir, Sayidina Umarlah yang membuatnya kuat dan mulia. Sehingga orang-orang kafir mulai tidak memandangnya sebelah mata.

    Karomah Sayidina Umar bin Khattab /pinterest.com

    Oleh karenanya, Sayidina Umar bin Khattab terkenal dengan Al-Faruq. Yakni pemisah antara yang hak dan yang batil.


    Kata Imam Ibnu Hajar al-Haitami dalam Fath al-Mubinnya, orang-orang Islam sebelum Sayidina Umar masuk Islam selalu sembunyi-sembunyi, tapi ketika dia masuk Islam mereka menampakkan diri.

    Ternyata, semasa hidup, banyak karomah yang tampak dari pemimpin yang adil itu. Tulisan ini akan memaparkan Karomah Umar bin Khattab.

    Karomah Umar bin Khattab; Suaranya Terdengar di Persia

    Saat Sayidina Umar menjadi pemimpin umat Islam, beliau pernah mengirim sebuah tentara. Tujuannya adalah negeri Persia. Tentara itu berangkat. Lalu, terjadilah pertempuran dengan musuh.

    Akan tetapi, tentara Islam semakin terpojok. Mereka kalah jumlah. Medan perang juga tidak berpihak pada mereka. Tentara Islam memiliki rencana untuk lari.

    Akan tetapi, suara Sayidina Umar terdengar. Lantang sekali. Para tentara Islam mendengarnya sangat jelas.

    “Wahai tentara, (pergi) ke gunung,” bunyi suara itu tiga kali.

    Para tentara pun merengsek ke gunung. Keadaan pun berubah. Awalnya tentara Islam dapat diserang dari segala arah. Kini fokus hanya dari depan saja. Tentara Islam akhirnya meraih kemenangan.

    Ternyata, di Madinah sana, Sayidina Umar sedang berkhutbah. Di tengah-tengah khutbahnya, Sayidina Umar mengatakan, “Wahai tentara, (pergi) ke gunung”. Anehnya, ucapan itu terdengar oleh tentara Islam di Persia.

    Kisah ini dikisahkan oleh Imam al-Waqidi dan ulama lain. Menurut Ibnu Hajar, sanadnya Hasan.

    Itulah, Karomah Umar bin Khattab yang pertama. Suaranya terdengar di bagian bumi yang sangat jauh.

    Menurut Syaikh Hasan bin ‘Ali al-Mudabighi dalam Hasyiyah ala Fath al-Mubin, cerita di atas termasuk tanda Allah menundukkan angin kepada Sayidina Umar bin Khattab.

    Karomah Umar bin Khottob; Gempa Bumi Takut pada Sayidina Umar bin Khattab

    Karomah Sayidina Umar berikutnya adalah berkaitan dengan tanah. Hal ini bisa dibilang, Sayidina Umar dapat menaklukkan tanah. Tentu, Allah-lah yang menundukkan tanah itu pada Sayidina Umar.

    Setelah wabah Ta’aun Amwas selesai, terjadilah gempa bumi dahsyat. Saking besarnya, gempa itu dapat menggoncang gunung. Gungun itu pun hampir runtuh dan jatuh.

    Mendapati hal itu, Sayidina Umar memukulkan pecutnya ke tanah. Pecut itu terbuat dari sandal Nabi Muhammad saw..

    “Diamlah, jika aku tidak adil maka celakalah Umar,” begitu kata Sayidina Umar pada tanah.
    Seketika gempa bumi berhenti. Setelah itu, tak pernah ada gempa bumi lagi yang sebesar itu.

    Karomah Umar bin Khattab; Sungai Nil Meminta Tumbal Seorang Gadis

    Karomah Umar bin Khattab berikutnya adalah mengenai sungai Nil. Sungai yang terkenal di negara Mesir. Sampai sekarang, sungai itu termasuk sungai yang dibanggakan oleh penduduk Mesir.

    Kala itu, yang menjadi Gubernur untuk Mesir adalah Sayidina Amer bin ‘Ash. Mesir sebelumnya dikuasai oleh orang Romawi. Kemudian, umat Islam membebaskannya dan masuk dalam administrasi pemerintahan Islam.

    Ternyata, di Sungai Nil itu ada kebiasaan buruk. Sungai Nil ‘meminta’ tumbal perempuan yang masih gadis. Tumbal itu dilemparkan ke dalam sungai besar itu. Jika tidak ada perempuan gadis yang dilempar, maka airnya semakin surut.

    Maka, Amer bin ‘Ash mengirim surat kepada Sayidina Umar di Madinah, pusat pemerintahan Islam.

    Lalu, Sayidina Umar membalas surat itu. Sayidina Umar bin Khattab mengirim sebuah tulisan. Beliau memerintah agar tulisan itu dilemparkan ke dalam sungai Nil. Sebagai ganti dari perempuan yang masih gadis.

    Begini isi tulisannya,

    من عبدالله أميرالمؤمنين الى نيل مصر: أما بعد, فان كنت تجري من قبلك فلاتجري. وان كان الواحد القهار يجريك فنسأل الله الواحد القهار ان يجريك.

    “Dari hamba Allah pemimpin orang-orang yang beriman teruntuk sungai Nil Mesir. Amma bakdu, jika kamu mengalir karena dirimu maka kamu tidak bisa mengalir. Jika Allah yang membuatmu mengalir, maka kami akan meminta kepada Allah agar membuatmu mengalir.”

    Setelah itu, air sungai Nil mengalir lagi. Meski tidak meliempar perempuan yang masih gadis. Akhirnya, kebiasaan buruk melempar gadis tidak ada lagi. Berkah karomah Umar bin Khattab.

    Karomah Umar bin Khattab; Api Pergi karena Selendang Sayidina Umar bin Khattab

    Dikisahkan, ada api yang datang ke Madinah Munawwarah. Api itu datang setiap tahun. Umat Islam pun mengadu kepada Sayidina Umar bin Khattab.

    Mendengar hal itu, Sayidina Umar memberikan selendangnya pada pembantunya. Sayidina Umar berpesan,

    “Ambillah selendang ini. Jika api datang, bentangkan di wajahmu dan katakanlah, “Wahai api, ini selendang Umar bin Khattab”. Api itu pasti lari.”

    Pembantu itu pun mengambil selendang Sayidina Umar bin Khattab.

    Suatu hari, api itu datang lagi. Masyarakat muslim bergemuruh. Lalu, pembantu Sayidina umar bergegas mengambil selendang. Lalu pergi menghadap api. Selendang itu kemudian di bentangkan di wajahnya.

    Pembantu Sayidina Umar itu berkata,” Wahai api, pergilah! Ini selendang Umar bin Khattab.”
    Seketika api itu pergi dan selamanya tak kembali lagi. Berkah karomah Umar bin Khattab.

    Baca juga:

    Nah, itulah karomah Umar bin Khattab. Beliau dapat menguasai empat eleman bumi. Yakni, api, tanah, air, dan api. Maksudnya, empat elemen bumi itu Allah tundukkan kepada Sayidina Umar.

    Eh, kok teringat film Naruto ya…. Hehehe. Seingat saya, Naruto itu memiliki cakra yang berelemen angin.

    Referensi:
    ·       Al-Jurdani, Muhammad bin ‘Abdullah ad-Dimyathi, Al-Jawahir al-Lu’lu’iyah fi Syarh al-Arbain an-Nawawiyah, hlm 29, Maktbah al-Iman, Manshurah.
    ·       Al-Mudabighi, Hasan bin Ali, Hasyiyah ala Fath al-Mubin, hlm 113, Dar al-Kutub al-Ilmiyah, Lebanon.

    Posting Komentar

    Posting Komentar