-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Kita Perlu Sakit


    Kesehatan adalah anugrah  |  Alhamdulillah, aku sudah sembuh. Luka di kaki dan pantatku sudah mengering. Jadi, aku sudah mulai bisa berjalan dan salat normal lagi. Sungguh, aku merasa sangat bersyukur. Dalam hati, aku tancapkan niat untuk menggunakan kesehatanku dalam kebaikan. Entahlah…… Setelah aku sakit, aku semakin mengerti betapa berharganya kesehatan. Hal itu, membuatku bersyukur. Ternyata, ada hikmahnya juga aku sakit. Tak apalah jika aku katakan “Kita perlu sakit”.


    Kita perlu sakit? Maksudnya? Ya……. Saat kita sehat, mungkin kita hanya sengar-sengir. Tidak pernah sadar bahwa kesehatan itu adalan anugrah yang begitu agung dari Allah swt. Meski kita sehat, kita tidak pandai bersyukur bahkan untuk beribadah pun sangat malas. Namun, ketika kita sakit, maka kita akan tersadar bahwa sehat itu sangat berarti. Benarlah kata orang, kita akan tahu bahwa kesehatan itu sangat penting setelah kesehatan itu pergi. Utnuk itu, kita perlu sakit.
    Kalau kita tidak sakit? Benar… Kita perlu sakit. Akan tetapi, ketika kita tidak sakit kita tidak perlu membuat diri kita sakit dengan melukai diri atau apalah. Hal itu merupakan perbuatan yang dilarang agama. Sebab, kita diharuskan menjaga kesehatan tubuh. Kalau kita tidak sakit, lihatlah orang sakit. Maka, kita akan tersadar bahwa kesehatanyang kita miliki meruapakan nikmat yang begitu agung. Sangat baikjika sekali-kali kita berkunjung ke rumah sakit. Bukan untuk berobat, tapi untuk melihat orang-orang yang sakit. Hal itu pernah aku alami. Ketika aku ke PUSKESMAS untuk berobat, aku mendapati banyak sekali orang sakit. Di antaranya, aku melihat seorang laki-laki yang sudah berusia senja. Dia memakai sarung, baju hem dan songkok hitam. Aku lihat dengan seksama. Ternyat, di depan kakinya terdapat wadah kencing. Wadah itu berguna agar kencing yang selalu keluar tertampung di wadah itu. Mungkin dia sakit kencig batu. Aku lihat dia terus. Tersirat dalam hati, betapa bahagianya diriku karena Allah swt. masih memperlancarkan alirang kencingku. Berarti, kencing yang mengalir itu nikmat. Kentut yang keluar itu nikmat. Air besar yang keluar juga nikmat. Dan semuanya yang ada di badan kita nikmat. Namun, kita melupakannya. Maka bersyukurlah. Ucapkanlah “Alhamdulillâhi Rabbil ÂlamÃŽn.”


    Posting Komentar

    Posting Komentar