-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Kita Lemah

    Bersyukur   |    Kita lemah; kita tidak bisa menahan kencing ketika kebelet kencing. Kita juga tidak bisa menahan buang air besar ketika isi perut menggedor-gedor ingin keluar. Kita lemah; karena jika kita memaksakan diri menahan kencing, kita akan sakit. Kita lemah; karena jika kita berusaha ngempet air besar kita juga akan sakit. Kit lemah. Siapa yang perkasa? Dialah dzat yang menciptakan kita.
    Kita lemah saat kita tertimpa sakit. Andai kita tidak lemah, kita bisa menahan sakit menjadi tidak sakit. Atau kita buang sakit itu jauh-jauh dari tubuh kita. Begitulah, kita memang lemah.
    Saat ini, aku merasakan tuhan begitu perkasa. Perasaan yang kadang terlupakan, padahal tidak boleh dilupakan. Ya, kadang aku  -atau mungkin kamu juga-  lupa bahwa Allah itu perkasa dan kita lemah. Dan, sekarang, aku merasakan diriku begitu lemah dan Allah lah yang maha perkasa. Penyebabnya? Begini......


    Aku terjatuh saat bermain bola. Lututku berdarah. Ku lihat, ternyata lukanya cukup parah. Aku teruskan bermain meski sebentar. Rasa sakit masih bisa dikalahkan kegemaranku bermain bola. Namun, beberapa menit kemudian aku berhenti. Ternyata betul, setelah itu, aku berjalan pincang. Kakiku benar-benar tidak berpungsi normal. Berjalan pincang, naik di tangga tertatih-tatih, salat harus duduk, sujud tidak bisa dan entahlah. Sangat banyak jika aku harus menulisnya satu persatu keluhanku. Haha.. dasar diriku. Kalau sakit, satu persatu kesakitannya dihitung. Kalau sehat, lupa darat. Tak sadar, kalau sehat adalah anugrah Allah swt agar digunakan sebaik mungkin.
    Aku lemah. Allah swt yang maha perkasa.

    Parahnya lagi, di pantatku ada luka. Luka itu membuatku sulit duduk. Kalau duduk lama harus miring kanan miring kiri. Ah, penderitaan yang begitu lengkap. Suatu ketika, aku pandangi luka di lututku. Aku pandangi dengan seksama. Lama..... Pikiranku membayangkan bagaimana kalau luka karena tabrakan atau luka karena kaki dipotong, pasti lebih sakit. Pkiranku juga mnghayalkan orang-orang yang tidak punya kaki. Oh bagaimana susahnya. Aku yang hanya luka sedikit, payahnya bukan main. Apa lagi orang-orang yang kehilangan kakinya. Betapa sulitnya. Seketika, aku ucapkan syukur dalam hati.  Allah swt. masih memberiku kaki.  Allah swt. masiha memberiku tubuh lengkap. Sakit yang  menimpaku ini mungkin agar aku sadar bahwa aku ini lemah. Kesehatan bukan selamanya milikikku. Suatu saat, Allah swt. akan mengambilnya. Membiarkanku dikerubungi penyakit.

    Alhamdulillah, aku masih berjalan...... Bukankah di luar sana masih banyak orang yang hanya bisa duduk di kursi roda.

    Alhamdulillah, aku masih bisa berdiri.... bukankah di luar sana masih banyak orang yang hanya bisa tertidur di ranjang setianya.

    Alhamdulillah......... atas segalnya.......
    Posting Komentar

    Posting Komentar