-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Saya Taklukkan Tantangan

    Kemaren, saya melakukan FDR. Sendirian. Biasanya, ditemani oleh Mentor. Namun, karena dia punya kegiatan, akhirnya saya disuruh FDR sendiri. Hal yang masih ragu-ragu; bisa apa tidak saya lakukan.

    Akan tetapi, ketika dia menawari saya untuk aksi sendiri, saya tertantang. Masak saya tidak bisa? Saya harus bisa.!


    Sayapun berangkat ke tempat yang ditentukan. Di tengah jalan, saya baca fatihah pada para ulama dan para masyaikh. Saya meminta berkah mereka, Allah melancarkan urusan saya ini. Sebab, jujur, saya benar-benar takut tidak bisa. Saya tidak pernah berkomunikasi dengan orang kantoran. Hanya pada waktu latihan. Itupun ditemani oleh pembimbing.
    Setibanya di tempat, saya bingung. Mau mulai di kantor yang mana. Entahlah, tiba-tiba saja saya membelokkan sepeda ke Bank -kalau gak salah- Danamoon. Saya parkir sepeda. Kemudian melihat-lihat satpam. Satpam masih sibuk mengatur mobil yang masuk. Biar Satpam tidak tahu kebingungan saya, saya pura-pura bercermin ke sepion sepeda. Ngaduk-ngaduk tas dan apalah. Bahkan, saya bertanya pada seseorang yang keluar dari Bank. "Buat ATM mas?" kurang lebih begitu pertanyan saya. Lucu kan? Tapi, orang yang saya tanya itu biasa-biasa saja. Malah dia menjelaskan pembuatan ATM di Bank itu.

    Setelah saya melihat Pak Satpam santai-santai, saya langsung menghampirinya. Saya berusaha memoles wajah saya semanis mungkin. Dengan senyumlah, masak dengan gula. Hehe. Saya perkenalkan diri saya dan saya jelaskan keperluan saya. Ternyata, responnya baik. Bahkan, saya ditawari masuk ke dalam Bank. Ya, tentu maulah. Itu kan memang tujuan saya. Ke Pak Satpam itu hanya sebagai lobi. Anggaplah minta izin. Sebab, yang bertanggung jawab tentang keamanan di sebuah Instansi adalah Pak Satpam.

    Sayapun masuk ke dalam Bank. Saya disuruh menunggu sebentar. Tak lama kemudian, saya dipersilahkan menghadap CS. Alhamdulillah, responnya juga baik. Saya jadi semakin percaya diri. Tidak ragu lagi. Saya pun terus bergerilya sampai mendapatkan 4 Instansi.

    Setelah itu, saya menganggap tugas saya selesai. Ada rasa bahagia di hati. Rasanya lega sekali. Bagai diterpa semilir angin saat hawa begitu panas. Baru kali ini saya merasakan sedemikian leganya. Mungkin, andai dibanding-bandingkan, perasaan saya sama dengan perasaan pendaki gunung ketika sampai dipuncak. Puas.

    Beginilah jika kesulitan kita jadikan tantangan. Akan semangat berusaha. Dan, ketika sampai puncak, bahaginya luar biasa. Saya jadi suka sebuah tantangan. Kawan, mari kita cari kesulitan. Kita jadikan sebuah tantangan. Katakan, "Masak saya tidak bisa!" "Saya pasti bisa!" "Saya tercipta sebagai pemenang, bukan pecundang!" Kawan, mari kita taklukkan tantangan!
    Semuga bermenfaat...

    Posting Komentar

    Posting Komentar