-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Aku Elang Kecilmu


    puisi ibu |  Ibu……
    Aku elang kecilmu yang mengepakkan sayap-sayap ikhtiyar
    Melintasi kerikil-kerikil berduri
    Melawan terpaan badai yang terus mencoba menghempaskan tubuhku
    Aku terus melayang-layang tuk kejar asa dan harapan
    Aku ingin, membahagiakan dirimu
    Aku ingin membalas jasa-jasamu
    Meski aku tahu, aku  tidak akan mampu

    Kini, aku telah berlabuh di pantai putih bersamamu, bersama ayah dan kebahagian familiku
    Semuga, kau dan mereka tersnyum melihat birunya lautan,
    Menyimak deburan ombak
    Memeluk senyman bintang yang malu-malu
    Memandang gumpalan awan yang tersnyum kepadamu
    Ini semua untukmu wahai ibu…. Ayah….
    Semuga kalian bahgia
    Namun maafkan aku, jika hanya serpihan pecahan kaca yang tak sempurna

    Ibu……..
    Ku coba tuk merangkai kata saat aku kecil dulu bersamamu
    Namun aku tak mampu
    Kau semudra cinta yang mencitaiku tanpa karena
    Cintamu kepadaku deretan aksara tanpa kata
    Meski tak terucap, lutan tinta yang tak pernah habis tuk mengukir masa

    Ibu…….
    Aku ingat saat kecil dulu, saat aku pertama kali hadir di dunia fana ini
    Kau tersenyum, ayah juga tampak bergembira
    Hadiah pertama yang ku berikan adalah jeritan histerisku
    Aku merasakan tidak nyaman, dunia ini kasar
    Lalu, kau mendekapku dalam pelukanmu
    Kau membelaiku dengan kasih sayangmu
    Aku merasa tentram, sehingga aku berlayar di alam bawah sadarku

    Ibu…
    Saat aku mulai belajar mengeja kata
    Kau menuntunku dengan sabar sampai satu kata dua kata berhasil aku hafal
    Kau tersenyum saat lidah kecilku mengeluarkan kata-kata lucu

    Saat aku mulai belajar berjalan dengan tertatih-tatih
    Kau pandangi aku, bibirmu tersenyum bangga
    Cita-cita yang belum kau capai mulai terbayang akan kau peroleh melalui diriku

    Saat aku terjatuh ketika belajar bersepeda
    Kau ranggkul aku, wajahmu terlihat bingung karena takut akan kesalamatanku
    Bahkan, kau meneteskan air mata karena merasakan perihnya luka di lututku

    Ibu……
    Setiap selesai salat, kau angkat tanganmu
    Kau berdoa bersimpuh di hadapan tuhan
    Memintakan kebahagiaan hidupku

    Setiap malam, saat sayap-sayap malaikat menyapu tetesan air wudu
    Kau masih tenggelam dalam pintamu
    Namaku terdengar sayup-sayup dari suara lirihmu
    Kau doakan aku melebihi doamu pada dirimu

    Ibu…..
    Saat umurku menginjak remaja
    Fikiranmu mulai dihantui rasa takut dan was-was tentang nasibku
    Pada saat itu pula, tingkah lakuku mulai tak bisa kau control
    Kenakalanku mulai mengguyurkan hujan air matamu
    Tapi, kau tetap mencintaiku seperti saat aku kecil dulu

    Ibu……
    Maafkan anakmu ini
    Sudah berapa banyak aku berkata kasar kepadamu
    Sudah berapa banyak aku membentakmu
    Sudah berpa banyak aku tidak mengiakan pintamu
    Sudah berpa banyak aku tidak menghiraukan laranganmu
    Maafkan aku ibu…
    Maafkan aku…

    Sering, aku meminta barang yang kau tidak mampu
    Tapi, kau tetap tersenyum di depanku dan memenuhi permintaan ku
    Padahal, kau tidak memiliki apa-apa untuk itu

    Sering, aku meminta kepadamu baju baru,
    Kau membelikanku baju baru
    Padahal, bajumu hanya itu sejak tahun lalu

    Sering, aku meminta sandal baru kepadamu
    Kau membelikanku sandal baru
    Padahal sandalmu hanya itu sejak dulu

    Rabbighfirli waliwa lidayya warhahuma kama rabbayani saghira

    Ya Allah maafkan aku
    Maafkan kedua orang tuaku

    Sayangi mereka seperti mereka menyayangiku saat aku kecil dulu
    Lindungi mereka seperti mereka melindungiku saat aku kecil dulu
    Kasihani mereka seperti mereka mengasihaniku saat aku kecil dulu

    Ya Allah ampuni dosa-dosa mereka saat mereka tidak bisa memenuhi kewajibanmu
    Karena sibuk mengurusiku
    Ampuni dosa-dosa mereka saat mereka tidak bisa khusyuk karena bisingan tangisku
    Ampuni dosa-dosa mereka saat mereka mengabaikan perintahmu karena tidak rela meninggalkan aku
    Ampunilah mereka….
    Astaghfirullah li wa liwalidayya
    Astaghfirullah li wa lidayya
    langgar reot, 27, sya’ban 1435 H























    Posting Komentar

    Posting Komentar