-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Hukum dan Hikmah Mengadzani Bayi Baru Lahir


    Mengadzani Bayi Baru Lahir - Sungguh bahagia, jika anak yang kita tunggu-tunggu sudah lahir. Kebahagiaan itu tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Apa lagi jika bayi itu lahir dengan selamat. Ditambah istri tercinta baik-baik saja. Sungguh kebahagiaan luar biasa.

    Namun, jangan larut pada kebahagiaan. Ada aktivitas yang perlu dilakukan oleh orang tua. Demi kebaikan sang bayai. Aktivitas itu adalah mengadzani bayi baru lahir itu.


    Hukum mengadzani bayi baru lahir

    Mengadzani bayi baru lahir itu tidak wajib, tapi sunah. Hal ini sesuai pendapat ulama Syafi’iyah. Misalnya pendapat Imam Khatib as-Syirbini dalam kitab Mughnî al-Muhtâj. (Dalam madzhab lain, penulis belum mengkaji).

    Kesunahan mengdzani bayi baru lahir ini dilakukan setelah bayi itu lahir. Jadi, setelah bayi itu lahir, sang ayah menggendongnya. Lalu mengadzani bayi baru lahir itu.

    Adzan dikumandangkan di telinga bagian kanan. Setelah selesai mengazdzani si bayi, lalu iqamah di telinga bagian kiri.

    Selain sunah mengadzani bayi baru lahir, juga sunah membacakan surat al-Ikhlas di telinga kanan bayi baru lahir.

    Juga, sunah membacakan ayat di bawah ini:

    إنِّي أُعِيذُهَا بِك وَذُرِّيَّتَهَا مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيم

    Apakah mengadzani bayi baru lahir harus ayah? Atau harus laki-laki?

    Menurut Imam Jamal, dalam kitabnya, Hasyiyah al-Jamal, Mengadzani bayi baru lahir tidak harus ayah. Juga tidak harus laki-laki. Perempuan pun boleh mengadzani bayi baru lahir.

    Karena mengadzani bayi baru lahir ini bukan untuk salat. Tapi, murni berdzikir untuk tabarruk (mengharap berkah adzan).

    Rahasia dan Hikmah Mengadzani Bayi Baru Lahir

    Mengadzani bayi baru lahir tentu ada hikmahnya. Karena syariat Islam itu diturunkan untuk kemaslahatan umat manusia. Hikmah mengadzani bayi baru lahir ini penulis ambil dari beberapa kitab salaf.

    Hikmah-hikmah mengadzani bayi baru lahir sebagaimana berikut:

            1.      Mengajarkan kalimat tauhid

    Hikmah mengadzani bayi baru lahir yang pertama adalah mengajari bayi itu tentang tauhid (Allah Mahaesa). Jadi, kalimat pertama kali yang didenganr oleh sang bayi adalah kalimat tauhid.

    Sebagaimana kelak ketika dia akan meninggal dunia, maka kalimat terakhir yang diharapkan terucap adalah kalimat tauhid. (Lihat: Mughnî al-Muhtâj, 18:166 /Fath al-Wahhab, 2:331 )

            2.     Mengusir setan

    Hikmah mengadzani bayi baru lahir yang kedua adalah agar setan pergi. Karena ketika mendengar adzan, setan akan lari terbirit-birit.

    Baca juga:

    Menurut Syaikh Jamal, bisa jadi pengusiran setan itu membuat bayi tetap fitrah (suci). Sehingga kelak ketika baligh dia mudah mendapatkan hidayah. (Lihat: Mughnî al-Muhtâj, 18:166 /Hasyiyah Jamal, 22:226)

    Hadits-Hadits yang Menjelaskan Mengadzani Bayi Baru Lahir

           1.      Nabi mengadzani bayi Hasan dan Sayidina Husain

    أن النبى  - صلى الله عليه وسلم -  أذن فى أُذن الحسن والحسين حين ولدا وأمر به

    “Sesungguhnya Nabi saw adzan di telinga Hasan dan Husain ketika mereka dilahirkan. Nabi juga memerintahkannya.” (HR. Imam Thabrani)

          2.     Diselamatkan dari jin

    مَنْ وُلِدَ لَهُ مَوْلُودٌ فَأَذَّنَ فِي أُذُنِهِ الْيُمْنَى وَأَقَامَ فِي أُذُنِهِ الْيُسْرَى لَمْ تَضُرَّهُ أُمُّ الصِّبْيَانِ

    “Barangsiapa yang dilahirkan untuknya seorang bayi lalu dia mengadzaninya di telinga kanannya dan mengiqamahinya di telinga kirinya, maka ummus-shibyan (jin) tidak bisa mencelakai bayi itu.” (HR. Imam Baihaqi)


    Baca juga:


    Posting Komentar

    Posting Komentar