-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Penjelasan Surat Al-Ashr; Ditinggal ‘Waktu’ Sayang-Sayangnya


    Kali ini, kita akan mencoba mengurai Penjelasan Surat Al-Ashr. Kata Imam Syafi’i, andaikan kita memahami kandungan Surat Al-Ashr, sungguh sudah sangat cukup untuk bahan renungan.

    Dalam Tafsir al-Jalalain disebtukan, Surat Al-Ashr ini adalah Makkiyah atau Madaniyah. Hal ini dimaksudkan, ada perbedaan pendapat di antara ulama. Menurut Ibnu Katsir sebagaimana disebutkan dalam tafsirnya, ayat ini Makkiyah.

    Doc. Saif

    Surat Al-Ashr ini terbilang surat yang minimalis. Yakni, surat yang pendek. Hanya terdiri dari tiga ayat. Syaikh Shawi menyebutkan dalam tafsir Hasyiyah as-Shawinya, meski ayat ini sedikit lafaznya, tapi kandungannya sangat luas. Bahkan tidak terbatas.


    Pula diriwayatkan oleh Imam Thabrani, sebagaimana dikutip oleh Imam Ibnu Katsir bahwa Surat Al-Ashr ini sangat istimewa bagi sahabat nabi.

    Menurut riwayat tersebut, jika ada dua sahabat Rasulullah bertemu, mereka tidak akan berpisah kecuali setelah membacakan Surat Al-Ashr ini.

    Oleh karenanya, sangat perlu bagi kita untuk memahami tafsir dan penjelasan Surat Al-Ashr ini.

    Surat Al-Ashr dan Artinya

    وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3(

    “1. Demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, 3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”


    Tafsir dan Penjelasan Surat Al-Ashr

    Tafsir dan penjelasan Surat Al-Ashr ini diambil dari beberapa kita tafsir muktabar. Seperti Tafsir Ibnu Katsir. Akan tetapi, tafsir utamanya adalah Hasyiyah al-‘Allamah as-Shawi ‘Ala Tafsir al-Jalalain.

    Penjelasan Surat Al-Ashr; Waktu yang Pergi, Tidak Akan Kembali

    وَالْعَصْرِ (1)
    “1. Demi masa”

    Ayat pertama dalam Surat Al-Ashr ini adalah lafaz Wal-Ahsr. Ulama berbeda pendapat mengenai arti kata Al-Ashr ini.

    Pendapat pertama mengatakan, yang dimaksud Al-Ashr adalah ad-Dahr. Artinya masa atau waktu. Dalam banyak terjemah Al-Quran, kata Al-‘Ashr ini memang diartikan dengan “masa”. Demi masa.

    Dengan demikian, masa atau waktu adalah sesuatu yang agung. Juga mahal. Karena sesuatu yang dijadikan sumpah oleh Allah adalah pasti sesuatu yang memang luar biasa.

    Lalu, apa rahasianya sehingga Allah menjadikan waktu sebagai sumpah?

    Menurut Syaikh Shawi, waktu adalah dasar-dasar dari segala kenikmatan. Pun pula, waktu tidak bisa ditukar dengan apapun. Waktu itu sangat berharga. Jika waktu pergi, maka tidak akan kembali.

    Selain itu, waktu juga menyimpan kebahagiaan sekaligus kesusahan. Menyimpan sehat sekaligus sakit. Menyimpan kaya sekaligus miskin.

    Hal senada juga ditulis oleh Syaikh Al-Maraghi dalam tafsirnya. Menurut beliau, waktu memiliki banyak peristiwa dan pelajaran hidup.

    Dalam waktu ada pergantian malam dan siang. Ada bahagia, ada nestapa. Juga, ada kemudahan hidup, ada kesulitan hidup.

    Semua yang terjadi dalam waktu menunjukkan bahwa dunia ini ada yang mengaturnya. Juga menunjukkan, betapa bijaksana Penciptanya.

    Intinya, waktu itu sangat berharga. Pula, waktu mengandung banyak pelajaran dan peristiwa; baik yang membahagiakan atau menyakitkan. Misalnya, waktu kamu dipinang olehnya. Atau waktu kamu ditinggal saat sayang-sayangnya. Hehehe..

    Oleh karenanya, Allah menjadikan waktu sebagai sumpah dalam Surat Al-Ashr ini.

    Namun demikian, ada juga ulama yang berpendapat. Menurut pendapat ini, yang dimaksud kata Al-Ashr adalah Salat Asar. Karena memang Salat Asar adalah salat yang istimewa.

    Ada juga yang mengatakan, kata Al-Ashr memiliki arti, “Waktu asar sampai terbitnya mata hari”.

    Itulah penjelasan kata Al-Ashr dalam tafsir dan penjelasan Surat Al-Ashr ini. Lanjut ke penjelasan Surat Al-Ashr ayat yang kedua ya...


    Penjelasan Surat Al-Ashr; Semua Manusia Itu Merugi

    إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2)

    “2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,”

    Ayat ini menjelaskan sungguh manusia itu berada dalam kerugian. Menurtu ulama tafsir, yang dimaksud al-Insan (manusia) dalam ayat ini adalah jenis. Artinya jenis manusia. Semua manusia tercakup dalam ayat ini. Baik yang kafir atau yang muslim.

    Adapun yang dimkasud dengan kata “Khusr” adalah rugi. Ada juga yang mengartikan, kehancuran. Ada juga yang mengatakan, siksaan. Ada juga yang mengatakan, keburukan.
    Semua arti ini memiliki maksud berdekatan. Bahkan sama.

    Dengan demikian, arti ayat kedua Surat Al-Ashr ini adalah semua jenis manusia itu rugi, hancur, atau berada dalam keburukan.

    Kerguian manusia ini terjadi ketika mereka menyia-nyiakan waktu. Atau menggunakan waktu tidak sebaik-baiknya.

    Waktu atau masa setiap detik pasti berlalu. Nah, dalam perjalanan waktu tersebut, seseorang bisa saja sedang maksiat kepada Allah. Jika demikian, orang tersebut dalam kerugian yang nyata.

    Atau sedang melakukan ketaatan dan kebaikan, hanya saja kebaikan tersebut bukanlah yang terbaik. Padahal dia bisa melakukan yang lebih baik dari yang baik. Maka, orang tersebut juga rugi.

    Atau pula, seseorang lebih semangat mengejar dunia. Di waktu yang sama, dia melupakan akhiratnya. Padahal akhirat adalah rumah abadinya. Maka, dia termasuk orang rugi dalam Surat Al-Ashr ini.

    Begitulah penjelasan Surat Al-Ashr ayat dua ini. Lanjut…

    Penjelasan Surat Al-Ashr; 4 Kriteria Orang yang Tidak Merugi

    إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3

    3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
    Lalu, siapa yang tidak rugi?

    Penjelasan Surat Al-Ashr ayat tiga ini menjelaskan orang-orang yang tidak rugi. Ya, ada empat kriteria orang-orang yang tidak merugi.

    Pertama, orang yang beriman.

    Yakni, orang yang mempercayai bahwa jagad raya ini ada Penciptanya. Orang yang meyakini, Allah adalah Tuhannya dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya.
    Tentu, juga percaya pada ajaran-ajaran yang dibawa oleh nabi-Nya.

    Kedua, orang yang beramal saleh (baik).

    Syaikh Shawi menafsiri amal saleh di sini dengan melakukan perintah Allah dan menjauhi larangannya.

    Menurut Syaikh Wahbah az-Zuhaili dalam al-Wasithnya, amal saleh di sini adalah melaksanakan kewajiban, melakukan kebaikan, meninggalkan larangan-larangan, serta membaca dzikir.

    Ketiga, orang yang saling berwasiat untuk melakukan haq (kebenaran).

    Menurut ulama tafsir sebagaimana disampaikan Imam Ibnu Katsir, maksud al-Haq dalam ayat ini adalah ketaatan dan larangan.

    Artinya, orang yang tidak merugi adalah mereka yang saling berwasiat untuk taat kepada Allah. Juga, mereka yang saling memotivasi untuk meninggalkan larangan Allah.

    Menurut Imam Zamakhsyari, yang dimaksud al-haq dalam Surat Al-Ashr ini adalah semua kebaikan. Mencakup mentauhidkan Allah, taat kepada-Nya, mengikuti rasul-Nya, serta zuhud di dunia, dan lain sebagainya.

    Keempat, orang yang saling memotivasi untuk sabar. Sabar di sini mencakup tiga hal; sabar melaksanakan kewajiban; sabar meninggalkan larangan; dan sabar atas musibah yang membuat kita dirundung kesedihan.

    Tentu, wasiat dan motivasi ini tidak akan diterima oleh orang lain kecuali kita sudah melakukannya lebih dulu. Kita memotivasi orang lain agar taat, misalnya. Mereka akan menerima motivasi kita jika kita termasuk orang taat.

    Atau kita memotivasi orang lain agar sukses. Motivasi itu akan berguna jika kita sudah sukses. Jika belum sukses, orang lain akan bilang, “Kamu aja belum sukses”.

    Nah, itulah kriteria orang yang tidak merugi menurut Surat Al-Ashr. Empat kriteria ini menurut Syaikh Shawi jika dilakukan dengan baik, menfaatnya akan kembali kepada individu pelaku juga bisa dirasakan oleh orang banyak.

    Jadi, penjelasan Surat Al-Ashr ini mengajarkan kepada kita agar menggunakan waktu sebaik mungkin. Jika tidak, maka kita menjadi orang yang merugi.

    Maka, ketika kamu ditinggal saat sayang-sayangnya, lalu kamu berlaurt-larut dalam kesedihan dan nestapa, maka kamu rugi serugi-ruginya. Waktumu kamu habiskan untuk sesuatu yang tidak produkutif. (^_^)

    Begitulah penjelasan Surat Al-Ashr. Semoga bermenfaat. Oea, jika ada rekomendasi ayat atau surat Al-Quran untuk dikaji, bisa direkomendasikan di komentar ya…
    Salam, sahabatmu!

    8 komentar

    8 komentar

    • Ilham Sadli
      Ilham Sadli
      2 Juli 2020 pukul 14.40
      Surahnya tidak panjang, tapi maknanya mendalam banget. Kalau bagi yang teliti maka ini bisa saja menjadi tamparan keras
      Reply
    • Fadli Hafizulhaq
      Fadli Hafizulhaq
      29 Juni 2020 pukul 11.07
      Surat Al-Ashr ini kerap saya dengar dibacakan oleh khatib Jumat di khutbah kedua. Minimalis tapi maknanya luar biasa. Tapi sayangnya, tak banyak dari kita yang bisa meaplikasikan makna atau intisari dari surah ini, sehingga kita masih dilalaikan oleh waktu.
      Reply
    • antung apriana
      antung apriana
      23 Juni 2020 pukul 11.55
      duh saya banget nih masih banyak banget lalainya kalau salat. huhu
      Reply
    • Lina W. Sasmita
      Lina W. Sasmita
      22 Juni 2020 pukul 14.01
      Surat Al Ashr adalah surat favorit saya dan kalau salat sedang tidak khusuk auto saja kalau bacaan surat pendek langsung selalu membaca surat Al Ashr ini. Kenapa begitu favorit? Karena saya tahu betul saya selalu menyia-nyi akan waktu.
      Reply
    • Dewi Rieka
      Dewi Rieka
      21 Juni 2020 pukul 22.59
      Surah ini pendek tapi sarat makna ya, tertampar bacanya karena selama ini masih kurang memanfaatkan waktu dengan baik hiks
      Reply
    • Milda Ini
      Milda Ini
      21 Juni 2020 pukul 13.44
      surat ini emang pendek, bahkan anak aku aja yang maish kecil hapal, namun surat ini bobotnya besar dan potensi pahalanya juga besar jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
      Reply
    • iluvtari
      iluvtari
      20 Juni 2020 pukul 06.40
      surah yg hampir semua anak2 muslim sdh hafal, tapi setelah dewasa baru merasakan sendiri salah satu makna dr surah tsb
      Reply
    • miyosi ariefiansyah (bunda taka)
      miyosi ariefiansyah (bunda taka)
      18 Juni 2020 pukul 05.59
      Baca ini jadi teringat kebiasaan warga sini yang sangat sangat sangat sangat menghargai waktu. Telat beberapa detik saja minta maaf. Takjub. Semua itu udah diajarkan dalam agama Islam padahal, ya. Konteksny tidak hanya untuk urusan duniawi saja bahkan, melainkan juga akhirat. MasyaaAllah. Terima kasih tulisannya, Mas. Seolah diingatkan lagi dan lagi.
      Reply