-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Tafsir Surat Al-Qadr; Para Malaikat Turun Berduyun-duyun


    Tidak terasa kita sudah di 10 akhir Bulan Ramadan. Bebarapa hari lagi Ramadan akan berakhir. Sayangnya, tidak ada tanda-tanda Corona akan menyingkir. Sepertinya memang benar, kita harus berdamai.

    Menurut para ulama, Lailatul Qadar itu biasanya terjadi di 10 akhir Bulan Ramadan ini. Jadi, sekarang ini waktu yang tepat untuk lebih semangat lagi beribadah. Juga, berdoa. Semoga kita jodoh. Eh, kok lari ke jodoh sih. Maaf guys. hehe

    Doc. Saifuddin Syaidiri

    Intinya, memperbanyak doa. Semoga kita sukses fiddunya wal akhirah. Amin.

     Nah, sambil nunggu dan mencari Lailatul Qadar, sepertinya menarik adaikan kita memahami pengertian surat al-Qadr (القدر). Surat ini menjelaskan keutamaan Lailatul Qadar.

    Penjelasan tafsir Surat Al-Qadr ini sebagian besar penulis ambil dari Tafsir Hasyiyah as-Showi. Tafsir yang lumaya familiar di kalangan pesantren. Tafsir ini merupakan Hasyiyah dari Tafsir al-Jalalain.

    Surat Al-Qadr ini Madaniyah. Artinya, surat ini diturunkan setelah Rasulullah hijrah ke Madinah. Tapi ada juga yang mengatakan, Surat Al-Qadr ini Makkiyah. Pendapat yang lebih unggul adalah pendapat yang pertama. Yakni, Madaniyah.


    Surat Al-Qadr dan Artinya



    إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5(

    (
    “1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan 2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? 3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. 4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. 5. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”


    Penjelasan dan Tafsir Surat Al-Qadr

    Al-Quran diturunkan dari Lauh Al-Mahfudh ke langit dunia

    إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1)

    Ayat pertama ini menjelaskan bahwa Allah menurunkan Al-Quran pada malam Lailatul Qadar.

    Maksud menurunkan Al-Quran di sini adalah mewahyukan. Artinya, Allah mewahyukan Al-Quran di malam Lailatul Qadar.

    Diturunkan dari mana dan ke mana? Al-Quran diturunkan dari Lauh al-Mahfudz ke sebuah tempat yang ada di langit dunia. Tempat itu bernama Baitul Izzah (rumah kemuliaan).

    Al-Quran ini dibawa oleh Malaikat Jibril. Lalu dia meng-imla’ (membacakannya) pada malaikat yang bertugas di langit dunia. Malaikat yang di langit dunia itu menulisnya di sebuah suhuf (benda yang dibuat untuk ditulis, seperti papan atau kertas).

    Kala itu, Al-Quran diturunkan dari Lauh al-Mahfudh ke langit dunia langsung satu Al-Quran penuh.

    Adapun penurunan Al-Quran dair langit dunia ke Nabi Muhammad itu berangsur-angsur. Sesuai kebutuhan dan peristiwa.

    Menurut Syaikh Showi, ada hikmah di balik semua itu. Hikmah diturunkannya Al-Quran secara langsung dari Lauh al-Mahfudh ke langit dunia karena mempercepat kebahagiaan Rasulullah.

    Adapun hikmah diturunkannya Al-Quran secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad adalah untuk menenangkan hati. Juga, untuk memperlakukan nabi dan umatnya dengan lembut.

    Bisa dibayangkan, betapa kagetnya umat Nabi Muhammad jika Al-Quran diturunkan kepada mereka sekaligus. Mereka langsung diwajibkan salat, zakat, puasa, dan hukum-hukum yang lain.


    Tafsir Surat Al-Qadr; Apa Makna Lailatul Qadar?

    Dalam tulisan yang mengulas tafsir Surat Al-Qadr ini sepertinya perlu juga mengetahui pengertian Lailatul Qadr. Arti dari Malam Qadr.

    Arti Lailah adalah malam. Arti Al-Qadr adalah Syaraf, kemulian. Berarti arti Lailatul Qadr adalah malam mulia. Pengertian ini bisa kita cek dalam Kitab Tafsir al-Jalalain.

    Tapi, ada juga yang mengatakan, arti Al-Qadr adalah taqdir al-umur. Artinya mentakdirkan/menentukan perkara-perkara.

    Berarti, Allah menentukan takdir-Nya di malam itu. Alllah mentakdirkan rezeki, kematian, jodoh, dan lain sebagainya di malam itu. Lalu, diserahkan kepada malaikat yang bertugas.

    Sebagai kepala divisi dari tugas-tugas itu adalah Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail.

    Loh, bukannya penentuan takdir itu di malam Nisfu Sya’ban ya? Iya betul. Penentuan takdir dimulai di malam Nisfu Sya’ban. Lalu, diserahkan kepada para malaikat di malam Lailatul Qadar.

    Ada juga yang mengatakan, arti Al-Qadr adalah dhoyqun (sempit). Hal ini dikarenakan pada malam itu, dunia ini menjadi sempit karena desak-desakan malaikat.

    Itulah penjelasan tafsir Surat Al-Qadr ayat yang pertama. Lanjut ya. Yang gak lanjut, akan sulit dapat jodoh. Hehe… bercanda.


    Tafsir Surat Al-Qadr; Apa Saja Keutamaan Lailatul Qadr?

    ( وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2 

    Ayat ini bertanya, apakah Rasulullah tahu apa itu Lailatul Qadr? Menurut ulama tafsir, ayat yang kedua Surat Al-Qadr ini bukan menanyakan hakikat Lailatul Qadar. Tapi, keutamaan atau kemuliaan Lailatul Qadar.

    Kemudian, Allah menjelaskan keutamaan Lailatul Qadar di ayat berikutnya. Jadi, ayo kita lanjut ke tafsir Surat Al-Qadr ayat 3.


    Tafsir Surat Al-Qadr; Malam yang Lebih Baik dari 1000 Bulan

    لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3 

    Ayat ini menjelaskan, Lailatul Qadar lebih baik dari 1000 bulan yang bukan Lailatul Qadar. Kalau dihitung, 1000 bulan ini adalah 83 tahun 4 bulan.

    Lalu, apa maksud dari 1000 bulan ini? Kenapa Allh menyebut kata 1000 bulan?

    Mengenai hal ini, ulama tafsir berbeda pendapat. Ada yang mengatakan, yang dimaksud dengan 1000 bulan ini adalah “banyak”. Artinya, kebaikan Lailatul Qadar ini berlipat-lipat dibanding malam yang lain.

    Ada juga yang mengatakan, Allah menyebut lafal “1000 bulan” ini berawal dari sebuah cerita.

    Konon, disebutlah seorang laki-laki dari Bani Israel. Laki-laki ini berjihad di jalan Allah selama 1000 bulan. Rasulullah pun takjub. Beliau berharap umat beliau juga mendapatkan kebaikan seperti laki-laki itu.

    Maka, Allah memberi Rasulullah Lailatul Qadar. Malam Lailatul Qadar ini khusus untuk umat Nabi Muhammad saw.. Umat terdahulu tidak memiliki Lailatul Qadar. Tentu, menurut pendapat yang sahih, Lailatul Qadar berlanjut sampai sekarang.

    Syaikh Nawawi al-Banteni dalam Kitab Marah Labidnya, mengutip pendapat yang ketiga. Bahwa, masa kerajaan Nabi Sulaiman adalah 500 bulan. Masa kerajaan Dzul Qornain juga 500 bulan.

    Lalu, Allah memberi Lailatul Qadar untuk umat Nabi Muhammad. Orang yang beribadah di malam Lailatul Qadar, tentu lebih baik dari kerajaan Nabi Sulaiman dan Dzul Qarnain.

    Begitulah penjelasan tafsir Surat Al-Qadr ayat 3. Lanjut ke penjelasan tafsir Surat Al-Qadr ayat 4.


    Tafsir Surat Al-Qadr; Para Malaikat Turun Berduyun-duyun

    تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4

    Kandungan Surat Al-Qadr ayat empat ini menjelaskan, bahwa pada malam Lailatul Qadar para malikat turun.

    Menurut keterangan Syaikh Showi, malaikat turun secara berkelompok-kelompok.
    Malaikat yang turun ini adalah para malaikat penghuni Sidrotil Muntaha. Pendapat ini menurut Syaikh Nawawi Banten.

    Mereka ditemani oleh ar-Ruh. Yang dimaksud ar-Ruh di sini adalah Malaikat Jibril. Ada juga yang mengatakan, malaikat khusus. Ada juga yang mengatakan, makhluk lain selain malaikat. Ada juga yang mengatakan, Nabi Isa. Dan lain-lain.

    Dalam tafsir al-Jalalain, yang dimaksud ar-Ruh di sini adalah malaikat Jibril.

    Diriwayatkan, sebagaimana dikutip dalam Tafsir as-Shawi, bahwa ketika Lailatul Qadar, malaikat penghuni Sidratul Muntah turun. Mereka disertai Malaikat Jibril.

    Malaikat Jibril membawa empat bendera; satu bendera ditegakkan di atas maqbarah Rasulullah; satu bendera di Baitul Maqdis; satu bendera di Masjidil Haram; satu bendera di bukit Thur Sina.

    Tidak ada satu rumah pun yang di dalamnya terdapat orang yang beriman kecuali Jibril akan memberi salam kepadanya.

    Tapi, ada empat orang yang tidak diberi salam. Yaitu, pecandu khamer (minuman keras), orang yang memutus silaturrahim, dan orang yang makan daging babi.

    Dalam hadis lain dijelaskan, Malaikat Jibril turun bersama rombongan malaikat. Mereka bershawalat dan memberi salam kepada setiap hamba yang berdzikir kepada Allah. Baik dalam keadaan duduk atau berdiri.

    Diriwayatkan juga, malaikat di malam Lailatul Qadar lebih banyak dari hitungan kerikil-kerikil.

    Para malaikat itu turun atas izin Allah. Mereka turun karena urusan-urusan yang telah Allah putuskan untuk tahun itu sampai tahun berikutnya. Setiap malaikat memiliki urusan-ursan tersendiri.

    Begitulah penjelasan tafsir Surat Al-Qadr ayat 4 ini. Lanjut ke penjelasan tafsir Surat Al-Qadr ayat yang terakhir.


    Tafsir Surat Al-Qadr; Keselamatan sampai Fajar


    سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5

    Ayat ini menjelaskan, ada salam sampai terbitnya fajar. Lalu, apa yang dimaksud salam dalam ayat ini?

    Sebagian ulama mengatakan, maksud salam tersebut adalah ucapan salam. Artinya, pada malam Lailatul Qadar para malaikat mengucapkan salam terhadap orang-orang yang beriman.

    Sebagian ulama lain mengatakan, arti salam di sini adalah keselamatan. Artinya, pada malam Lailatul Qadar akan selamat dari semua keburukan.

    Imam Qurthubi mengatakan, pada malam Lailatul Qadar, hanya ada kesalamatan dan kebaikan sampai keluarnya fajar.

    Imam Dohhak juga berkata, di malam Lailatul Qadar Allah tidak mentakdrikan kecuali keselamatan. Adapun di malam yang lain, Allah mentakdirkan keselamatan dan musibah.
    Begitulah penjelasan tafsir Surat Al-Qadr ayat yang terakhir.


    Tafsir Surat Al-Qadr; Keutamaan Membaca Surat Al-Qadr


    Penjelasan tentang tafsir Surat Al-Qadr sudah terbahas. Nah, ternyata membaca Surat Al-Qadr itu juga sangat besar keutamaannya.

    Keutamaan ini dikutip oleh Imam al-Baidlowi dalam tafsirnya, Anwar at-Tanzil wa Asrar at-Ta’wil.

    Baca juga:


    Keutamaan membaca Surat Al-Qadr adalah seperti orang yang berpuasa dan beribadah di malam Lailatul Qadar.

    Berikut hadisnya:

    عن النبي صلّى الله عليه وسلم «من قرأ سورة القدر أعطي من الأجر كمن صام رمضان وأحيا ليلة القدر

    “Dari Nabi Muhammad saw., “Barang siapa yang membaca Surat Al-Qadr, maka akan diberi pahala seperti orang yang berupasa Ramadan dan menghidupkan malam Lailatul Qadar.”
    Oke sahabat-sahabat, penjelasan tafsir Surat Al-Qadr sudah selesai. Semoga bermenfaat. Amin!


    Posting Komentar

    Posting Komentar