-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    [Puisi] Menunduk Meski Emas Menjadi Tanduk


    Masih ingatkah kau pada pagi itu?
    Dari sanalah cerita kita menyatu
    Lewat serpihan-serpihan aksara yang kutulis dengan riang syahdu

    Kita terus bercerita
    Kusisipkan namamu di setiap episodenya
    Kau isyaratkan namaku di setiap kalimatnya

     
    Merenungi filosofi padi. Salah satu sawah di Banyuwangi.

    Saat itu, huruf menyungging tawa
    Tawa berbuah asa
    Tentang kita di depan sana


    Masih ingatkah kau pada sawah yang membentang di dekat rumah?
    Berselimutkan padi yang menghijau sangat indah
    Menunduk khusyuk meski emas menjadi tanduk
    Kujenguk setiap pagi
    Kujenguk lagi setiap mata hari meninggi
    Lalu, kujenguk lagi setiap sore hari
    Karena di sanalah aku mengukir hari esok kita
    Dengan tinta cinta yang kuperas dari lubuk hati paling purna

    Masih ingatkah kau pada sungai yang memanjang di antara dusun kita?
    Airnya sebening embun
    Batu-batunya menghampar permadani anggun
    Di sanalah kuukir nama kita
    Di setiap batu yang terlihat memesona

    Aku dan dirimu elang yang terbang
    Mengitari awan
    Semoga sampai di ujung hujan

    Aku padamu…
    Dirimu?
    Ah…

    Posting Komentar

    Posting Komentar