-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Samsung A71 atau Oppo Reno 5? Mending Milih Kamu

    Memori HP lama saya sudah penuh. Kadang lemut dan tidak bisa digunakan sama sekali. Sangat mengganggu aktivitas. Apa lagi saat pekerjaan butuh cepat. 


    Saya berpikir, mungkin waktunya saya ganti HP. Kebetulan sekali, adik saya butuh HP. Punya budget 2 jutaan.


    Samsung A71



    Saya cari-cari HP yang cocok dengan aktivitas saya. Tentu yang harganya dalam jangkauan.


    Saya cari yang tiga jutaan. Ada beberapa HP yang masuk dalam pilihan.


    Lalu, saya ketemu teman. Dia Youtuber dan rezekinya diperoleh dari youtube. Dia memakai HP Samsung A71.


    Saya lihat HP-nya. Saya baca spesifikasinya di internet. Saya juga bertanya ke teman saya itu tentang HP Samsung A71.


    Saya tertarik dan cocok. Insyaallah saya mau beli Samsung A71. Sayangnya, ketika melihat harga, budget nggak cukup. Harganya 5 jutaan guys.


    Saya pikir-pikir lagi. Saya mantap ke Samsung A71. Uangnya gimana? Masih mikir.


    Samsung A71 atau Oppo Reno 5


    Saya berangkat ke Marina Surabaya. Sudah mantap beli Samsung A71. Saya niati investasi. Artinya, HP saya ini harus bisa lebih banyak mendatangkan uang. Hehe


    Intinya, beli HP untuk dibuat kerja.


    Saya memilih HP Samsung A71 ini karena menurut saya, sangat cocok dengan aktivitas saya sehari-hari. 


    Layarnya lumayan lebar, cocok buat nulis saat enggak bawa laptop. Atau buat nulis status di medsos.


    Zaman sekarang wartawan nulisnya sudah bukan laptop lagi. Tapi cukup bawa HP. Ya, bisa kita tiru kan. Agar produktif.


    Juga, Samsung A71 ini ramnya besar, kapasitas memorinya besar, kamera juga bagus. Cocoklah buat saya yang ingin aktif di dunia video.


    Namun, ketika sampai di toko, semakin banyak HP yang menggiurkan. Penjual menawarkan HP Oppo Reno 5.


    Penjual itu perempuan. Berkerudung dan bermasker. 


    Dia menjelaskan dengan lancar. Kelebihan dan keistimewaan Oppo Reno 5 dikupas tuntas. Banyak kelebihan dari Reno 5 ini. 


    Bahkan, ada kelebihan yang tidak dimiliki Samsung A71. Harganya juga lebih murah, di toko itu.


    Saya pun ragu. Milih Samsung A71 atau Oppo Reno 5.


    "Gimana mas?"

    "Saya malah bingung mbak"


    Pertanyaan saya kemudian, kenapa ya penjual itu masih menawarkan HP lain?? 


    Jadi teringat teman saya dulu. Enggak jadi beli HP karena ditawari HP lain dengan penjelasan yang lebih meyakinkan.


    Saya, masih bingung pilih yang mana. Samsung A71 atau Oppo Reno 5?



    Pilih Kamu!


    Akhirnya saya tetap memilih Samsung A71. Kenapa? Mungkin karena sudah yakin. Enggak bisa diubah lagi.


    Kata teman saya, andaikan saya beli HP kayak Oppo dengan seharga Samsung A71, pasti dapat HP yang spesifikasinya lebih bagus.


    Udah terlanjur, sudahlah. Saya juga udah nyaman kok dengan Samsung A71 ini. Ini dibuat nulis tulisan ini… hehehe


    Sampai kamar, saya masih kepikiran, kenapa embaknya menawarkan HP lain?


    Andaikan ditanya lagi, pilih Samsung A71 atau Oppo Reno 5? Milih kamu aja wes... 😄


    Ilmu Marketing


    Menurut saya, embaknya ini luar biasa, dalam menawarkan tentunya. Dia mampu mempengaruhi orang lain.


    Hal ini merupakan kemampuan dasar dalam ilmu marketing.


    Dalam sebuah pelatihan bisnis yang saya ikuti, memasarkan itu bukan hanya menawarkan. Tapi membuat orang tertarik, mantap hati, lalu beli.


    Karenanya, sangat dibutuhkan komunikasi yang tajam. Butuh narasi yang membuat tergiur. Tentu, ada ilmunya dan butuh jam terbang.


    Baca juga:


    Dan saya, sepertinya tidak bakat di sini. Soalnya jualan buku saya mati suri. Hehe


    Tidak bakat karena tidak ditekuni. Andaikan diistikamahkan, bakat pasti datang. Bakat itu sejatinya seberapa lama kita menjalankan.


    Menurut saya sih…


    Jadi, milih Samsung A71 atau Oppo Reno 5? Istikharah dulu… 😁


    Oea, saya juga diminta oleh salah satu penjual HP untuk memasarkan HP-nya. Dijamin lebih murah, katanya. Udah saya pasarkan, kadang-kadang.




    Posting Komentar

    Posting Komentar