-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Tafsir Al-Baqarah 13: Sesungguhnya Merekalah yang Bodoh



    Kali ini penulis akan membahas surat Al-Baqarah ayat 13. Ayat ini menjelaskan tentang perilaku buruk orang munafik yang nomer tiga. Dalam surat Al-Baqarah ini, Allah menjelaskan tentang perilaku orang munafik dalam 13 ayat.

    Apa sih yang dimaksud munafik? Menurut Imam ar-Razi, yang dimaksud kemunafikan  adalah luarnya tidak sesuai dengan dalamnya (hatinya).


    Sebelum kita kaji, kita baca terlebih dahulu Surat Al-Baqarah ayat 13 tersebut sebagaimana berikut:


    { وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ آمِنُوا كَمَا آمَنَ النَّاسُ قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَكِنْ لَا يَعْلَمُونَ} [البقرة: 13]

    “Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman." Mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu.” (QS. Al-Baqarah [02]: 13)
    ***

    Dalam ayat ini, Allah memerintah orang munafik untuk beriman dengan sebenar-benarnya. Beriman dengan ikhlas dan tulus dari hati. Bukan sekedar penampilan dan mulut saja.

    Berimanlah seperti orang mukmin yang lain. Berimanlah seperti sahabat Muhajirin, sahabat Anshor, atau Abdullah bin Salam. Abdullah bin Salam adalah salah satu ulama Yahudi yang beriman kepada Nabi Muhammad dengan benar.

    Akan tetapi, ketika mereka diperintah demikian, mereka enggan. Bahkan mereka membodoh-bodohkan orang mukmin. Mereka menganggap orang yang beriman kepada Nabi Muhammad saw itu goblok. Bahasa Al-Qurannya Sufaha’, bentuk jamak dari safih.

    Kata mereka:
    قَالُوا أَنُؤْمِنُ كَمَا آمَنَ السُّفَهَاءُ َ

    "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?"

    Dalam kitabnya, Ibnu Katsir menulis bahwa yang dimaksud Safih adalah jahil (orang bodoh), lemah akalnya, dan minim pengetahuan mengenai maslahat dan mudorot (bahaya). Intinya goblok, tolol, bukeng, dan lain sebagainya.

    Orang munafik menuduh muslim bodoh dan goblok, karena kebanyakan orang mukmin itu fakir dan miskin. Sedangkan orang munafik adalah orang yang terpandang, kaya raya, ada juga yang menjadi tokoh.

    Di sisi lain, orang munafik juga menganggap agama yang dibawa Nabi Muhammad itu batil (tidak benar). Pengikut agama yang tidak benar berarti goblok.

    Menurut Syaikh Al-Maraghi, orang munafik mengganggap muslimin goblok karena dua hal.

    Pertama, sahabat Muhajirin (umat Islam yang hijrah dari Makkah ke Madinah) rela meninggalkan tanah kelahiran demi agama Islam. Mereka rela meninggalkan harta, rumah, keluarga demi Rasulullah. Bahkan mereka juga rela bermusuhan dengan keluarganya sendiri demi membela Islam.

    Oleh karenanya, orang munafik menyematkan kata “bodoh” pada orang-orang muhajirin.

    Kedua, sahabat Anshor (Penduduk asli Madinah) rela berbagi dengan sahabat Muhajirin. Mereka rida sahabat Muhajirin tinggal di Madinah. Bahkan mereka saling membantu untuk kesejahteraan bersama. Karena itulah, sahabat Anshor digoblok-goblokkan dan dibodoh-bodohkan.

    Akan tetapi, Allah menyangkal perkataan mereka itu. Sahabat Rasulullah tigak goblok, yang goblok itu mereka. Merekalah sebenarnya yang bodoh. Allah berfirman...

    أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاءُ وَلَكِنْ لَا يَعْلَمُونَ

    Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu.

     Baca juga: 


    Dalam ayat ini jelas Allah mengatakan, orang munafiklah yang bodoh. Orang munafiklah yang goblok. Hanya saja mereka tidak mengetahui kebodohan mereka. Dalam ilmu mantik kebodohan seperti ini dikategorikan jahlun murokkab, bodoh berlapis.

    Allah mengatakan mereka goblok karena tiga hal. (1) Orang yang tidak mau pada bukti-bukti (dalil) kebenaran lalu menuduh bodoh pada orang yang berpegang taguh pada bukti itu, berarti dialah yang bodoh (safih).

    Baca juga:


    (2) Orang yang menjual akhiratnya demi dunianya, berarti dia bodoh. (3) Orang yang memusuhi Nabi Muhammad berarti dia memusuhi Allah. Orang yang demikian, berarti bodoh.

    وَلَكِنْ لَا يَعْلَمُونَ
    tetapi mereka tidak tahu.

    Namun, mereka tidak tahu bahwa mereka bodoh. Menurut Ibnu Katsir, hal ini dikarenakan kebodohan mereka begitu sempurna. Sehingga mereka tidak tahu bahwa mereka berada dalam kebodohan dan kesesatan.
     Wallahu A’lam

    Posting Komentar

    Posting Komentar