-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Keutamaan Silaturrahim dan Cara Silaturrahim dalam Islam

     

    Silaturahim dalam Islam adalah disyariatkan. Banyak hadis yang menjelaskannya. Namun, apakah kamu sudah tahu arti silaturahim? Apa keutamaannya? Bagaimana caranya?

    Jika belum tahu, bisa dilanjutkan baca ya.

     

    Arti Silaturahim dalam Islam

     

    Keutamaan Silaturrahim

    “Silah” artinya adalah menyambung. Sedangkan kalimat “Rahim” memiliki arti sanak famili atau kekerabatan. Dengan demikian, arti silaturahim adalah menyambung kekerabatan.

    Lalau siapakah yang dimakus kalimat “Rahim” (kerabat) wahai sobat?

    Menurut Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam kitab Fath al-Bari, kalimat “Rahim” adalah seseorang yang memiliki hubungan nasab dengan kita.

    Baik orang itu bisa menerima warisan dari kita atau tidak. Baik dia masih mahram dengan kita atau tidak. Pokoknya kita memiliki nasab dengan orang itu. Maka dia kerabat.

    Tapi, ada juga yang mengatakan, yang dimaksud kerabat dalam silaturahim ini adalah mereka yang masih mahram kita. Selain mahram, maka tidak termasuk orang yang wajib disilaturrahimi.

    Mahram adalah orang yang tidak bisa kita nikahi.

    Menurut Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani, pendapat yang pertama itu yang lebih kuat. Artinya, kita memiliki kewajiban untuk silaturahim pada orang-orang yang ada hubungan nasab dengan kita.

     

    Yang Benar Silaturahim Apa Silaturahmi?

     

    Nah, sobat-sobat pasti pernah denganar kata silaturami kan? Lalu, mana neh yang benar? Silaturahim apa silaturahmi?

    Yuk lanjut baca!

    Dalam kitab Fath al-Bari itu, Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani menulis, yang benar adalah silaturahim.

    Ini tulisannya beliau:

    "باب فضل صلة الرحم" بفتح الراء وكسر الحاء المهملة

    “Bab ini menjelaskan tentang keutamaan silaturahim. Kalimat “Rahim” ini huruf Ra’nya dibaca fathah, sedangkan huruf “Ha’-nya” dibaca kasrah.”

     Jadi, cara bacanya yang benar adalah silaturahim bukan silaturahmi. Andaikan dibaca silaturahmi, gak apa-apa juga sih.  Gak dosa kok. Ini hanya perbedaan dalam bahasa saja.

     

    Keutamaan Silaturahim dalam Islam

     

    Keutamaan silaturahim ini menurut Islam sangat besar sekali. Setidaknya ada dua keutamaan menurut Islam. Yaitu, silaturahim bisa memanjangkan umur  dan memperbanyak rezeki.

    Sebagaimana sabda Rasulullah:

    مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

    “Barang siapa yang menginginkan rizqinya lancar (mudah) dan  umurnya (menjadi) panjang, maka lakukanlah silaturahim.” (HR. Imam Bukhori)

    Jadi, menurut hadis ini, jika kita suka silaturahim, maka umur kita akan lebih panjang. Rezeki kita juga akan lancar dan mudah.

     

    Bukankah Umur dan Rezeki Itu Allah yang Ngatur?

     

    Betul juga ya. Rezeki dan umur itu Allah yang ngatur. Rezeki yang ditentukan oleh Allah kepada seseorang tidak akan tertukar.

    Umur pun juga demikian. Umur tidak bisa dimajukan ataupun diakhirkan. Sedikitpun.

    Lalu, maksud hadis di atas gimana? Lanjut baca yuk. Biar tahu.

    Gini, mengenai pertanyaan sobat di atas, ada dua penjelasan dari para ulama. Pertama, yang dimaksud lancarnya rezeki adalah berkah. Ya, berkah.

    Orang yang bersilaturahim, maka rezekinya akan berkah. Berkah berarti penuh dengan kebaikan. Artinya, rezeki yang diberikan kepada kita akan membawa kebaikan kepada kita.

    Bisa juga, karena rezeki kita berkah, maka rezeki kita semakin banyak. Harta kita semakin berkembang.

    Lalu apa yang dimaksud dengan umur semakin panjang?

    Orang yang menjaga silaturahim akan dianggap orang baik oleh banyak orang. Oleh karenanya, orang-orang akan selalu mengingatnya. Orang-orang sering menyebut namanya.

    Dengan demikian, dia seakan-akan tidak mati. Karena namanya selalu disebut oleh orang banyak.

    Itulah maksudnya orang yang menjaga seilaturahim akan lebih panjang umurnya.

    Pendapat tersebut adalah pendapat Imam al-Mahlab. Pendapat ini dikutip oleh Imam Ibnu Bathal dalam kitab Syarah Sahih Bukharinya.

    Pendapat yang kedua mengatakan, boleh saja Allah memang memberi rezeki lebih lancar dan umur lebih panjang.

    Misalnya, ketika kita berada di dalam perut ibu, takdir kita ditulis, bhwa umur kita sekian jika tidak bersilaturahim. Dan umur kita sekian jika bersilaturahim.

    Intinya, orang yang bersilaturahim itu hartanya akan berkah. Hartanya akan membawanya kepada ketaatan. Oleh karenanya, hartanya seakan-akan lancar dan lapang.

    Begitu juga umurnya. Orang yang bersilaturahim akan mendapatkan pertolongan dari Allah agar menghabiskan umurnya dengan kebaikan. Dia pun menjadi orang taat berkah bersilaturahim.

    Karenanya, umur orang yang bersilaturahim disebut lebih panjang.

     

    Cara Silaturahim di Zaman Milenial

     

    Oke sobat, kita sekarang sudah sampai pada pembahasan cara menjaga silaturahim. Ya, cara bersilaturahim dalam Islam itu seperti apa?

    Terlebih, sekarang kita berada di zaman yang canggih. Zaman milenial. Tentu, ada perubahan-perubahan dalam cara silaturahim.

    Baiklah, agar silaturahimmu tetap terjaga, kamu bisa melakukan silaturahim dengan beberapa hal berikut:

         1.    Memberi kebaikan dan menghilangkan kemudaratan pada kerabat-kerabat

    Cara pertama ini sebenarnya cara silaturahim paling dasar. Jadi, kita berikan kebaikan-kebaikan kepada kerabata-kerabat kita. Juga, kita hilangkan marah bahaya yang akan mengenai mereka.

    Misalnya, kita membantu mereka mengejar cita-cita mereka. Atau membantu mereka menyelesaikan masalah mereka.

    Semua itu kita lakukan dengan semampunya. Cara ini temaktub dalam kitab Tuhfah al-Ahwadzi.

         2.   Memberi mereka senyuman paling indah

    Cara yang kedua adalah bersilaturahim dengan cara tersenyum. Jadi, ketika kita bertemu dengan kerabat kita, kita tampakkan wajah yang berseri-seri. Kita juga berikan senyum yang paling indah.

    Tentu, hal ini bisa dilakukan laki-laki sama laki-laki. Atau perempuan sama perempuan.

    Boleh juga laki-laki sama perempuan, tapi masih dalam ikatan mahram.

    Adapun lawan jenis yang bukan mahram, ya biasa saja. Gak usah senyum manis-manis.

          3.    Menyebut nama mereka dalam doa panjang kita

    Cara silaturahim selanjutnya adalah mendoakan mereka. Ya, ketika kita berdoa dalam munjat panjang, kita sebut nama mereka.

    Semog mereka selamat dunia akhirat. Semoga mereka husnul khotimah. Dan seterusnya.

          4.    Berkunjung pada kerabat kita adalah salah satu cara silaturahim

    Cara silaturahim berikutnya adalah berkunjung pada rumah mereka. Atau mendatangi tempat di mana mereka berada di situ.

    Kita bisa ngobrol santai dengan mereka. Membicarakan masa lalu, membicarakan bisnis, dan seterusnya.

    Begitulah yang ditulis oleh Imam Nawawi dalam kitabnya ketika men-syarahi Sahih Muslim.

          5.    Menyapa mereka di dunia lewat telpon, sms, atau WA

    Cara silaturahim yang kelima ini sangat cocok buat milenial. Jika kita tidak bisa berkunjung, kita bisa menyapa famili-famili kita lewat HP kita.

    Apakah dianggap silaturahim? Iya. Sebab dalam kajian fikih, berkomunikasi dengan HP itu sama saja dengan komunikasi secara langsung.

    Hukuman untuk Orang yang Memutus Tali Sialturahim

    Bagaimana dengan orang yang memutus tali silaturahim? Hukum memutus silaturahim itu tidak boleh.

    Dalam kitab az-Zawajir, Imam Ibnu Hajar mengatakan, memutus tali silaturahim itu termasuk dosa besar. Naudzubillah.

    Rasulullah juga bersbda:

    لايد خل الجنة قاطع

    “Tidak masuk surga orang yang memutus (tali silaturahim).” (HR. Syaikhoni)

    Nah sobat, itulah arti silaturahim, keutamaan, dan cara menjaga silaturahim sesuai zaman milenial. Semoga bermenfaat!

    Posting Komentar

    Posting Komentar

    ]> Don't show.