-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Motivasi Menulis: Kalau Santri Gak Nulis, Lalu Siapa?


    Assalamualaiku sahabat-sahabat… Alhamdulillah, bisa menyapa sahabat-sahabat lagi. Semoga kita selalu berada dalam anugerah dan rahmat-Nya. Amin.

    Baik sahabat-sahabat…  Kali ini saya mau berbagi neh. Saya ingin berbagi, motivasi menulis.
    Karena dalam setiap aktivitas itu pasti ada motivasinya. Seperti minum motivasinya kaarena haus, makan karena lapar, rindu karena cinta, dan seterusnya.


    Alasan itu sangat penting loh. Karena alasan itu yang akan membuat kita bertahan meski badai menghantam. Ciye ciye… Makanya kata orang bijak, “Saat kamu mulai ingin behenti, cobalah ingat kenapa kamu memulai!”


    Motivasi di sini juga bisa disebut alasan menulis. Kenapa kita harus menulis? Kenapa kita harus berkarya?

    Baiklah, ini 5 alasan dan motivasi menulis saya…

          1.     Saya menulis karena terlanjur hobi

    Jadi, saya menulis karena hobi yang terlanjur. Hobi juga bisa diartikan mencintai. Kalau udah cinta, pasti kita jalani meski tidak mendapatkan materi. Wong namanya udah cinta.

    Kata orang yang terkena virus cinta, “Lautan akan kuseberangi, gunung nan tinggi akan kudaki, bla bla bla…”

    Terlanjur hobi? Maksudnya? Gini, dulu saya itu gak hobi-hobi amat nulis. Keinginan menjadi penulis muncul ketika duduk di kelas 1 MA. Itu pun karena ingin keluar dari pondok. Bukan lillah. Hehehe…

    Dulu saya punya dua teman. Penulis semua. Tiap hari Jum’at keluar dari pondok karena ngeliput di luar pesantren. Wah, pikiran saya, enak jadi penulis. Bisa keluar dari pondok. Pengen nulis juga ah….

    Dan saya belajar banyak dari kedua teman saya itu. Di tahun berikutnya, saya tes menjadi redaksi di sebuah majalah yang dikelola teman-teman OMIM (kalau di luar namanya OSIS). Alhamdulillah diterima. Akhirnya saya gabung dengan kedua teman saya itu.

    Yah, bisa dibilang, saya bisa menulis sampai sekarang berkat mereka. Baik secara langsung atau tidak secara langsung.

          2.     Saya menulis karena ingin berbagi

    Motivasi menulis saya yang kedua adalah saya ingin berbagi. Berbagi itu indah rasanya. Terasa seakan-akan kita bermenfaat untuk orang lain. Tentu, hal itu akan membuat kita merasa ada.

    Prinsip hidup kan diantaranya begitu, beremenfaat untuk orang lain. Jika wujuduhu wa ‘adamuhu sama saja, ya perlu koreksi diri. Perlu nanya ke diri sendiri, saya ini untuk apa sih hidup? WKWKWKWK…. Gayae muncul.

    Bagi saya, menulis itu sarana termudah untuk berbagi. Juga, tidak terbatas jarak dan waktu. Meski peminat pembaca minim di Indonesia. Tapi saya yakin, pasti ada yang baca. Saya yakin, tulisan saya akan ketemu juga dengan jodohnya.

    Saya jadi ingat dawuh guru tulis-menulis saya di MA. Kata beliau, “Kalau santri gak nulis, lalu siapa yang nulis keislaman di internet?” Dan dari situlah saya memulai buat blog.

          3.     Saya menulis karena ingin selalu belajar

    Menulis itu ternyata butuh usaha. Apa lagi yang berupa kajian keislaman. Harus belajar dan memakan banyak waktu. Kadang, dua hari belum selesai.

    Tapi, dari sanalah saya mendapatkan banyak hal. Mungkin, andai saja saya tidak menulis, saya tidak akan mendapatkan hal-hal itu.

    Misalnya, saya tetap membuka kitab kuning dan membacanya, meski sudah tidak di pesantren. Keuntungannya, ilmu baca kitab saya tidak hilang. Bisa tetap terjaga, bahkan mungkin bisa berkembang.

    Juga, pengetahuan tambah banyak dan pengalaman tambah luas. Dan masih banyak lagi. Semua itu menjadi alasan mengapa saya menulis.

          4.     Saya menulis karena eksistensi diri

    Motivasi menulis saya yang keempat karena ingin eksis. Ya, setiap orang pasti butuh eksistensi diri kan. Apa lagi anak muda. Maka tak heran, jika di medsos anak-anak muda banyak yang ‘gila’.

    Hanya karena ingin banyak followers dan likers, mereka melakukan hal-hal yang tak wajar. Bahkan bisa merenggut nyawa.

    Nah, bagi saya, menulis itu sebagai usaha diri untuk eksis. Ketika ada tulisan yang lahir dari saya, berarti saya ada. Nulisnya gak ikhlas dong? Kayaknya iya. Ya, diikhlaskan saja. hehehe..
          
           5.     Saya menulis karena ingin mendapatkan uang

    Motivasi menulis saya yang kelima ini alasan yang gak usah dicontoh ya. Walaupun sebenarnya, sampai sekarang saya gak makan dari hasil menulis kok.

    Baca juga: 

    Ya menulis saja. Bismillah. Uang bukan tujuan. Kalau ada, anggap saja bonus. Yang paling penting menurut saya, “Kalau bukan santri, lalu siapa yang mau nulis keislaman di internet?”

    Nah, itu 5 motivasi saya tetap menulis. Jadi, ketika kita ingin istikamah dalam satu hal, maka temukan motivasi dan alasannya. Temukan alasannya kenapa kamu naksir kepadaku. (+_+)  Salam…

    Posting Komentar

    Posting Komentar