-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Kehilangan Sandaran

    Dulu, di awal-awal kuliah, saya ngekos di tempat yang jauh banget dari kampus. Saya diajak kakak alumni pondok ngekos di tempat kosnya, sambil jaga musholla.

    Saya mau. Pertimbangannya, ada sedikit pemasukan untuk jajan kuliah. Juga, ingin sedikit berkhidmah.

    Kehilangan sandaran/freepik


    Saya senang sekali waktu itu. Kakak alumni itu menjadi motivator yang terus mengobarkan semangat saya.

    Apa yang saya alami di kampus, apa harapan saya, apa cita-cita saya, saya ceritakan kepadanya. Dia asyik dan selalu mensuport.

    Memang tidak setiap hari bertemu. Apa lagi dia mulai sibuk. Banyak kegiatannya, banyak tanggung jawabnya, dan banyaklah.

    Yang jelas, dia pernah bercerita, saat tidur pun pikirannya terasa menjelajahi tanggung jawabnya. Mencari celah untuk menyelesaikan masalah.

    Lama-kelamaan, semakin sibuk. Saya juga semakin banyak kegiatan. Jarang bertemu. Hingga akhirnya dia menikah.

    Setelah menikah, dia benar-benar (seakan) menghilang. Ditambah, dia pindah kos. 

    Saat itu, saya merasa kehilangan sandaran.

    Sebab, di musholla itu, seperti ombak yang riuh. Ada saja angin yang membuatnya membuncah.

    Ya, waktu itu saya merasa kehilangan sandaran. Tak ada lagi yang bisa saya tanyai pendapatnya atau saya mintai motivasinya.

    Syukurnya, kita masih bertemu di tempat lain. Meski dengan suasana berbeda.

    Ada satu motivasi yang sampai sekarang saya ingat darinya. Tentang surah al-Fatihah. 

    Katanya, setiap mau berangkat ke kampus atau ingin beraktifitas, dia bilang negini, "Sukses, Al-Fatihah".

    Katanya, Al-Fatihah itu pembuka. Pembuka kesuksesan.


    Dan... Sekarang, lagi-lagi merasa kehilangan sandaran; kamu. Entahlah....



    Posting Komentar

    Posting Komentar