-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Cara Menulis Puisi dari Raedu Basha


    Assalamualaikum Wa Rahmah… Sahabat-sahabat.

    Kali ini, saya akan sharing tentang puisi. Apa itu puisi? Cara menulis puisi? Tips menulis puisi agar indah dan bagus? Dan seterusnya.

    Cara menulis puisi ini saya dapatkan saat mengikuti pelatihan menulis puisi. Pelatihan yang diadakan FLP Surabaya. Pematerinya, Raedu Basha.


    Jadi, materi ini milik beliau Raedu Basha, seorang sastrawan dari Sumenep Madura itu. Tapi, materi ini insyaallah halal. Saya sudah dapat izin dari ketua FLP Surabaya untuk men-share-nya.

    Karenanya, jika ingin tahu cara menulis puisi, monggo lanjutkan baca. Inilah cara dan tips menulis puisi dari Raedu Basha:

    Puisi

    Puisi berasal dari bahasa Yunani (poesis, artinya penciptaan).

    Inti Puisi

    Menurut almarhum H.B. Jassin, inti dari puisi adalah "dunia perasaan". Hal ini senada dengan kata “syair” (dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia) yang diserap dari Bahasa Arab yang artinya “perasaan” atau “sesuatu yang halus dan lembut” (syu’ur; syi’ir).

    Perasaan Melampaui Pikiran

    Umumnya menulis adalah sebuah cara orang menumpahkan apa yang sedang dipikirkan. Namun dalam menulis puisi, perasaan harus melampaui pikiran. Sebab inti puisi adalah perasaan.

    Berbeda dengan ilmu eksakta yang murni pikiran. Puisi juga menggunakan pikiran, tetapi perasaan dipakai lebih banyak porsinya.

    Setiap persoalan yang kita tangkap dengan perasaan yang melampaui pikiran, apabila kita tumpahkan ke dalam tulisan akan menjadi puisi, bila kita tumpahkan ke kanvas dan warna akan menjadi lukisan, bila kita tumpahkan ke dalam nada akan menjadi musik.

    Tetapi, tidak semua usaha yang ditumpahkan oleh perasaan tersebut menjadi karya seni yang bagus dan matang.

    Oleh karena itu diperlukan banyak menelaah karya-karya yang sudah ada. Silahkan datang ke perpustakaan dan mencari buku-buku puisi, mengoleksi buku-buku puisi, dan mengamati puisi-puisi berkala di koran dan berbagai terbitan yang telah dikurasi.

    Sehingga kita dapat mengetahui bagaimana para seniman menumpahkan perasaan mereka, yaitu sebagai perasaan yang melampaui pikiran dengan karya yang bagus dan matang.

    Merawat Kegelisahan

    Kreatifitas lahir dari kegelisahan, minimal kita mengalami sakit hati. Maka produktifitas setara dengan bagaimana kita dapat merawat kegelisahan, minimalnya merawat sakit hati.

    Kegelisahan terjadi karena persoalan yang datang kepada kita baik dari fenomena sehari-hari, dari peristiwa sejarah, dan lain-lain.

    Apa Manfaat Puisi?

    1.        Rasa dan pikir seimbang dan lebih peka terhadap apapun
    2.        Membuat jiwa lembut
    3.        Menguatkan ingatan
    4.        Mengobati kejiwaan baik secara medis maupun klenis
    5.        Merawat dan mengembangkan bahasa
    6.     Dan lain-lain.

    Proses Menulis Puisi

    Lalu bagaimana proses menulis puisi? Apa ujuk-ujuk nulis langsung jadi puisi? Proses menulis puisi sebagaimana berikut:

    1.        Riset (minimalnya mengamati)
    2.        Merenung (minimal dapat merefleksikannya)
    3.        Menulis (di kertas, di komputer, di ponsel)
    4.        Revisi (minimal 20x dalam 20 halaman berbeda)

    Hakekat Puisi

    1.        Tema permasalahan
    2.        Rasa terhadap permasalahan
    3.        Nada (sikap kita ke pembaca dan ke objeknya)
    4.        Tujuan kita menulis (misalnya pengen terkenal, pengen dapat duit, pengen menang lomba, sah-sah saja)

    Tema persoalan yang dipermasalahkan, misalnya tentang "nasionalisme". Chairil Anwar menulis puisi "Aku", dengan puisi itu dia hendak memberontak terhadap kejamnya rezim kolonial Belanda.

    Rasa misalnya kita menggunakan simbol-simbol ego-diri sebagai ego-nasionalisme kepada persoalan: "Aku ingin hidup seribu tahun lagi"

    Nada misalnya Aku ini binatang jalang (ini sikap) agitasi tidak persuasive

    Bunyi Puisi Itu Indah Seakan Bernyanyi

    Apa itu maksudnya keindahan dari sisi bunyi? Memang, puisi harus berbunyi dan harus musikal. Kita pasti punya selera musik tentunya. Puisi haruslah bermusik dengan sendirinya saat kita tulis dan saat kita baca.

    Ada seorang Arab yang hidup pada zaman Penyair Pra-Islam (Jahiliyah) bernama Imroul Qaisy, dia menulis puisi karena tuntutan bunyi-bunyi yang ditangkapnya: suara angin, desir pasir, dan suara riuh manusia.

    Qaisy menganggap itu sebagai bentuk keindahan yang harus menjadi musik kosa-katanya, sehingga puisi-puisinya mirip bunyi suara angin, desir pasir, dan suara riuh manusia.
    Dengan demikian, diantara cara menulis puisi yang baik adalah memerhatikan bunyi.

    Metafora dalam Puisi Itu Lahir dari Perenungan Panjang

    Metafora tidak lahir dari ruang kosong dan ibarat asal-asalan. Ia tumbuh dari semua perenungan yang dalam, sehingga perumpamaan menjadi tepat.

    Penyair Zawawi Imron hidup di pedesaan pedalaman Madura, dia merenungkan tentang spiritualitas masyarakat ke dalam metafor-metafor alam sekitarnya, misalnya siwalan, bunga-bungaan yang tumbuh di desanya, atau kehidupan petani, dan lain-lain.

    Mungkin bagi penyair yang hidup di Surabaya akan berbeda menggunakan metafor karena alam dan sosiologisnya berbeda.

    Maka, cara menulis puisi itu kudu merenung guys… Termasuk merenung tentang mantan. hehe

    Tips Agar Puisi Tidak Kering

    Saya sering membaca buku-buku puisi orang lain (terutama puisi Chairil) untuk mematangkan karya dan puisi saya.

     Tentu saja, kita harus punya kamus Bahasa Indonesia, itu kitab wajib.
    Kemudian dalam mematangkan juga, saya menikmati musik, nonton film, lalu mengendapkannya minimal seminggu...

    Udah berapa buku puisi yang kamu baca guys? Ngga ada? Innalillah. Setelah membaca artikel “Cara Menulis Puisi” ini, cari buku puisi. Lalu baca…. hehehe

    Temukan Inspirasi dalam Karya Orang Lain

    Saya penggemar puisi-puisi Mahmoud Darwish (penyair Palestina), Chairil Anwar dan Raja Ali Haji (Indonesia). Dari mereka saya banyak menemukan inspirasi.


    Berpikirlah Agar Puisimu Memiliki Makna yang Dalam

    Iklim kapitalisme dan kebanalan berpikir era medsos, orang sekarang cenderung pragmatis, malas merenung, ingin langsung paham dan menangkap makna tanpa merenung, orang mulai malas berpikir.

    Kenapa Banyak Puisi yang Tidak Mudah Difahami?

    Puisi, semakin sulit dimengerti semakin bagus, karena kita dituntut memecahkan teka-teki maknanya.

    Puisi, semakin "telanjang" semakin mudah, karena siapa saja bisa menangkap maknanya, bahkan anak TK mungkin paham.

    Tapi, tapi, tapi… puisi yang tidak bisa difaham itu juga bisa dikarenakan puisinya terlalu jelek guys. Wkwkwk.. Makanya, perlu membaca “Cara Menulis Puisi” dari orang-orang yang sudah hebat menulis puisi.

    Pentingnya Sebuah Nada dalam Puisi

    Itulah pentingnya kita berkreatifitas, imajinasi kita harus menangkap hal-hal yang realita juga. Namun ada hal yang perlu anda tahu, bahwa, anda harus memahami nada.  Dengan nada, penulis akan memaksa pembaca untuk paham.

    Nada adalah penekanan sebagai pintu untuk memahamkan pembaca

    Tips Agar Menghasilkan Karya Puisi yang Sangat Bagus

    Melanggengkan wuduk saat kita menulis, kalau perlu salat sunnah sebelum menulis, lalu berdoa setiap bakda salat supaya diberikan kemudahan menulis dan produktif.

    Dan tentu saja, kita harus punya etos kerja, jam terbang yang tinggi untuk menulis puisi.
    Waw, intinya jika ingin memiliki puisi bagus, tidak hanya belajar “Cara Menulis Puisi” yang bagus, tapi penting juga memupuk spiritual.

    Dalam Puisi Boleh Melanggar Aturan Bahasa

    Licentia poetica (Latin), poetic license (Inggris), atau lisensi puitika itu. Lisensi puitika secara mudah diartikan sebagai hak untuk melanggar aturan. Namanya juga melanggar, jadi tidak ada batas-batas.

    Lisensi puitika ini sama dengan dhorurat syiir dalam bahasa Arab.

    Karena kebetulan Along (nama salah satu peserta) orang Madura. Anda tahu "Kalaras"? Itu bahasa Madura dari daunnya pohon siwalan.

    Penyair Madura, Zawawi Imron, pernah membaca puisi berjudul "Kalaras" di Belanda. Itu juga lisensia puitika dalam sastra Indonesia, sebagai "usulan tambahan kata dalam kamus", karena memang tidak ada bahasa indonesianya kalaras dalam kamus bahasa Indonesia

    Nah, itulah tips dan cara menulis puisi dengan benar dari Raedu Basha. Semoga kita bisa menulis puisi yang indah dan bagus. Amin.

    7 komentar

    7 komentar

    • Rindang Yuliani
      Rindang Yuliani
      5 Mei 2020 pukul 12.46
      Setuju dg ungkapan perasaan melampaui pikiran. Dg puisi hal tsb dapat disalurkan. Sy sendiri masih gagap dlm berpuisi. Baca artikel ini jd tambah wawasan ttg puisi.
      Reply
    • Yuliad
      Yuliad
      2 Mei 2020 pukul 08.46
      Terima kasih ya sharingnya.
      Reply
    • Fadli Hafizulhaq
      Fadli Hafizulhaq
      2 Mei 2020 pukul 06.12
      Ternyata arti puisi itu berkaitan dengan perasaan ya, Mas. Pantas saja, seseorang yang hatinya sedang berbunga-bunga mudah untuk menulis puisi, seperti anak-anak sekolahan yang tengah kasmaran. Dan, saya baru tahu bahwa menulis puisi yang baik itu tidak mudah setelah membaca artikel ini
      Reply
    • Dewi Rieka
      Dewi Rieka
      2 Mei 2020 pukul 04.41
      Wah bagus banget tipsnya, terima kasih banyak ya Mas Sai, saya bagikan di grup keluarga literasi Ungaran ya semoga semangat menulis puisi..aamiin
      Reply
    • Rahma Safira
      Rahma Safira
      1 Mei 2020 pukul 23.04
      Lengkapnya. Terima kasih Mas. Habis baca ini langsung nyari buku puisi nih. Dipikir-pikir emang belum ada 1 buku puisi yang tamat dibaca kayaknya. Karya Kahlil Gibran baru dibaca separuh.
      Reply
    • Bang Igo
      Bang Igo
      1 Mei 2020 pukul 17.23
      Jadi tahu saya nulis puisi. Makasih bang infonya. Selama ini nulis puisi semabarang ngak mikir. Ternyata perasaan didahulukan.
      Reply
    • Fauziah Rachmawati
      Fauziah Rachmawati
      1 Mei 2020 pukul 14.57
      Bener banget.. Bisa menghasilkan metafora yang oke butuh perenungan yang panjang..
      Reply