-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Kisah Nyata, Rumah Tangga Hancur karena Orang Ketiga yang ‘Taat Beragama’

     "Kisah rumah tangga yang dihancurkan pihak ketiga"

    Al-Imam as-Syarani menjelaskan dalam kitabnya, al-Uhud al-Muhammadiyah tentang perusak rumah tangga. Dalam penjelasan itu, beliau banyak mengutip hadis-hadis nabi. Dianataranya menjelaskan, bahwa setan memang memiliki misi untuk menghancurkan sebuah keluarga dan rumah tangga.

    Kisah rumah tangga yang hancur karena orang ketiga /pinterest


    Setan melakukan banyak siasat untuk merusak rumah tangga seseorang. Bisa dengan menebarkan kecurigaan atau kebencian di hati suami, bisa juga di hati istri. Jika tidak bisa, setan bisa saja mengirim pihak ketiga yang tampak taat pada Pencipta.

    Lalu, al-Imam as-Sya’rani menceritakan sebuah kisah nyata. Kisah ini diceritakan oleh guru beliau, Syaikh Ali al-Khawwash, salah satu tokoh sufi di masa itu. Menurut penulis, kisah ini sangat memilukan. Bagaimana tidak, kisah rumah tangga harmnomis ternyata dihancurkan oleh pihak ketiga yang terlihat agamis.

    Jadi, Syaikh Ali al-Khawwas memiliki tangga, seorang Qadi (pejabat pemerintahan). Dia memiliki istri yang sangat dia sayangi. Baginya, sang istri tidak ada duanya. Tidak ada perempuan mana pun yang bisa menggantikannya.

    Sang istri juga demikian. Sang istri sangat mencintai Qadi itu. Laki-laki memang banyak, tapi yang terpatri di hatinya hanyalah suaminya. Keluarga mereka harmonis dan romantis. Siapapun tidak mungkin bisa memisahkan mereka. Termasuk Iblis atau Setan sekalipun.

    Suatu ketika, ada seorang perempuan tua mendatangi rumah Qadi itu. Qadi mempersilahkannya masuk. Perempuan itu baik sekali. Sikapnya sopan, wajahnya polos, dan penampilannya memancarkan kesalehan. Dia tampak seperti orang berpuasa, rajin salat malam, dan di tangannya ada tasbih yang terus berputar.

    Sang Qadi dan istrinya tidak mempermasalahkan andaikan perempuan tua itu tinggal di rumahnya. Perempuan tua itu berterimakasih sebanyak-banyaknya. Permpuan tua itu pun tinggal bersama Sang Qadi.

    Hari demi hari berlalu. Perempuan tua itu benar-benar rajin beribadah. Di malam hari, perempuan tua itu beribadah lama sekali. Di siang hari, dia berpuasa. Karena itulah, Sang Qadi dan istrinya sangat hormat dan menyayangi perempuan tua itu.

    Tapi, ada satu kesalahan (kalau dianggap kesalahan) dari Sang Qadi, yaitu setiap malam dia tidak tidur di rumah. Sang Qadi memiliki seorang guru yang saleh, seorang ulama. Dia sedang mendapatkan bimbingan spiritual dari gurunya itu. Jadi, saat malam hari, Sang Qadi menghabisan waktu bersama gurunya.

    Hingga pada suatu malam, perempuan tua itu menghampiri istri Qadi. Istri Qadi menyambutnya dengan hangat.

    “Nduk, kamu ini sudah aku anggap seperti anakku. Aku ingin kamu bahagia. Jika kamu sedih, aku ikut sedih,” kata perempuan tua itu dengan polosnya.

    Istri Qadi terharu. Tentu dia percaya pada perkataan perempuan itu.

    “Kamu tahu enggak, suamimu itu sebenarnya menikah lagi. Buktinya, sekarang dia tidak ada di sini. Dia menginap di rumah istri yang kedua,” lanjut perempuan tua itu.

    Istri Qadi kaget. Hatinya sakit. Ada amarah, air matanya ingin tumpah.

    “Nduk, tapi kamu tidak perlu cemas. Aku punya cara agar suamimu setia kepadamu. Gini, kamu ambil sepotong jenggot suamimu di bagian belakang (dekat leher) menggunakan pisau. Nanti saya buat suamimu mentalak istri mudanya dan selamanya tidak akan menduakanmu,” kata perempuan tua itu menjelaskan panjang lebar.

    Istri Qadi sedikit ceria. Ada harapan baginya untuk memiliki suaminya seutuhnya. Dia pun menyetujui untuk melakukan petunjuk perempuan tua itu.

    Saat pulang, Sang Qadi istirahat di kamarnya. Dia memejamkan mata, tapi tidak sepenuhnya tidur. Dia masih sadar dan merasakan apa pun yang terjadi di sekitarnya.

    Tak lama dari itu, istrinya datang membawa pisau. Dia melihat dengan jelas, pisau itu sangat tajam. Lalu istrinya menyibak jenggotnya di bagian belakang dan mengayunkan pisau ke arah jenggot. Seketika Sang Qadi mengambil palu besar yang sudah disiapkannya dan dipukulkan ke istrinya di bawah telinga. Istrinya langsung meninggal dunia.

    Kok bisa Sang Qadi menyiapkan palu untuk dipukulkan? Ya, begini. Setelah Qadi itu pulang dari rumah gurunya, perempuan tua itu menghampiri Qadi. Sang Qadi menyambutnya dengan lembut.

    “Tuanku, kamu ini orang baik. Aku tidak ingin kamu mendapatkan keburukan. Sebenarnya, istrimu ingin menyembelehmu. Dia ingin menikah lagi dengan orang lain setelah kamu meninggal dunia,” kata perempuan tua itu dengan nada yang meyakinkan.

    Si Qadi ragu. Dia tidak percaya. Dia sayang istrinya, istrinya juga sangat menyayanginya.

    “Kalau kamu tidak percaya, silahkan kamu istirahat dan pura-pura tidur. Dan lihatlah apa yang akan dilakukan oleh istirmu,” perempuan tua itu menejelaskan lagi.

    Sang Qadi menuruti apa yang dikatakan perempuan tampak salehah itu. Dia ingin membuktikan. Lalu, terjadilah apa yang terjadi.

    Baca juga:

    Kematian sang istri diketahui keluarganya. Lalu mereka menangkap Sang Qadi dan menyerahkannya pada pihak yang berwajib. Lalu, Sang Qadi juga dibunuh sebagai hukuman.

    Perempuan tua itu keluar dari rumah Qadi dan istrinya. Tasbih masih di tangannya. Dari mulutnya yang kotor itu terucap, “Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah”.

    Ya, begitulah kisah rumah tangga karena pihak ketiga yang tampak taat beragama. Dan ternyata, perempuan tua itu melakukan semuanya karena mendapat bisikan dari Iblis. Wallahu A’lam.

    Maka, istriku, percayalah padaku!! (^_^)

    1 komentar

    1 komentar

    • Private English Instructor
      Private English Instructor
      20 Februari 2021 pukul 15.54
      seandainya ada komunikasi yang baik antar suami istri, ini bisa dicegah ya..betapa pentingnya tabayyun dan tabayyun. Betapa penting menyaring informasi...
      Reply