-->
lm2ehI3jonma4uzm1pDxTuKLeJW1muj7wMTB5q1K

Ngaji[combine]

Baper[oneright]

Review[oneleft]

Cerpen[three](3)

Lifestyle[hot](3)

Kisah[two]

Aksara[dark](3)

    Page

    Bookmark

    Sayidah Aisyah binti Abu Bakar; Ulama Perempuan Istri Rasulullah

    Bagi kaum perempuan sangat penting membaca biografi Sayidah Aisyah binti Abu Bakar ini. Aisyah binti Abu Bakar adalah seorang perempuan hebat dan bermanfaat untuk umat.

    Sayidah Aisyah binti Abu Bakar salah satu bukti, perempuan bisa berperan untuk umat, terutama dalam masalah keilmuan.

    Kamu perempuan? Yuk simak biografi ummul mu’minin, Sayidah Aisyah binti Abu Bakar istri Rasulullah saw. sebagaimana berikut:


    Sayidah Aisyah binti Abu Bakar


    Sayidah Aisyah as-Siddiqah

    Nama beliau adalah ‘Aisyah. Memiliki laqab (julukan) as-Ssiddiqah sama dengan julukan ayah beliau yaitu as-Siddiq.

    Beliau juga memiliki nama kun’yah Ummu Abdillah (Ibu ‘Abdullah), dinisbatkan kepada Abdullah, anak dari saudari Sayidah Aisyah.

    Rasulullah saw. sering sekali memanggilnya dengan Biniti Abi Bakar (putri Abu Bakar). Kadang juga menjulukinya dengan Humaira’.

    Namun demikian, Sayidah Aisyah dipanggil Humaira’ ini sangat jarang sekali menurut ulama Ahli Hadis.

    Bahkan al-Hafidz Abu al-Hajjaj al-Mizzi mengatakan: Setiap hadis yang menyebut julukan Humaira’ itu batil kecuali satu hadis dalam bab Shaum di dalam kitab al-Nasa’i.

    Sayidah ‘Aisyah termasuk istri yang paling dicintai oleh Nabi Muhammad saw.. Tentunya setelah Sayidah Khadijah.

    Sehingga banyak istri-istri Rasulullah kadang cemburu kepadanya.

    Sedangkan Sayidah ‘Aisyah sendiri kadang juga cemburu kepada Sayidah Khadijah. Karena seringkali Nabi Muhammad saw. menyebut nama Khadijah.

    Arti Nama Humaira’

    Kata Humaira’ adalah bentuk tasghir (pengecilan) dari kata Hamra’. Kata Hamra’ memiliki arti merah.

    Lalu, apakah Sayidah ‘Aisyah berwarnah merah atau kemerah-merahan?

    Imam adz-Dzahabi berpendapat dalam kitabnya Siyar A’lam an-Nubala’, bahwa arti Humaira’ al-Baida’ al-Jamilah, putih yang cantik.

    Ulama hadis lain juga berpendapat arti Humaira’ dengan Baidha’ (putih). Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Mirqat al-Mafatih atau Syarh Sunan Ibnu Majah

    Dalam ungkapan sehari-hari, orang ‘Arab memang lebih suka menyebut orang putih dengan kata Ahmar yang berarti merah.

    Hal ini disebabkan kata Abyadl yang berarti putih lebih berkonotasi pada putih negatif, yaitu putih dikarenakan penyakit belang (barash).

    Namun demikian, walaupun putih cantik, Sayidah ‘Aisyah binti Abu Bakar adalah wanita yang lebih suka tertutup. Beliau juga memuji wanita yang menutupi wajahnya.

    Terbukti, dalam perang Jamal, Sayiday Aisyah yang termasuk salah satu pemimpin perang tetap berada dalam tandu. Tidak menampakkan diri pada orang-orang.

    Dan ketika ada orang yang mencoba menjulurkan kepala untuk melihat, Sayidah Aisyah melaknatnya. 

    Ketika ayat yang memerintahkan untuk berhijab turun, Sayidah ‘Aisyah binti Abu Bakar mengatakan, bahwa perempuan-perempuan muslimah kala itu langsung mengenakan Khimar.

    Menurut Imam al-Asqalani, yang dimaksud Khimar ini adalah penutup wajah.


    Sayidah ‘Aisyah Istri yang Sangat Dicintai oleh Rasulullah


    Nabi Muhammad saw. sangat mencintai Sayyidah ‘Aisyah. Tak heran, saat sakit menjelang wafat, Rasulullah saw. lebih suka dirawat di rumah Sayidah Aisyah binti Abu Bakar ini.

    Bahkan, ketika wafat pun, Rasulullah saw. sedang berada dalam pangkuan Sayidah ‘Aisyah.

    Panggilan Humaira’ dari Rasulullah untuk Sayidah Aisyah merupakan ungkapan ‘sayang’ dari beliau kepadanya.

    Lalu pertanyaannya, kenapa Rasulullah sangat mencintai Sayidah ‘Aisyah binti Abu Bakar? Apakah karena Sayidah Aisyah cantik? Atau karena hal lain?

    Salah satu ulama India yang bernama Al-‘Allamah Sayid Sulaiman an-Nadwi menegaskan dalam kitabnya, as-Sirah as-Sayidah ‘Aisyah Ummil Mu’minin bahwa dugaan Rasulullah mencintai Sayidah ‘Aisyah karenca kecantikan fisik itu pasti tertolak (mafrudh ithlaqan).

    Kenapa demikian? karena istri-istri Rasulullah yang lain tak kalah cantiknya. Misalnya, Sayidah Juwairiyah, Sayidah Zainab, dan Sayidah Shofiyah yang merupakan keturunan bangsa Israel.

    Bahkan kata al-‘Allamah Sayid Sulaiman ini, banyak dalam hadis, atsar, maupun sejarah yang menulis tentang kecantikan istri-istri Rasulullah.

    Namun, kecantikan Sayidah ‘Aisyah binti Abu Bakar tak banyak tercantum kecuali sekali atau dua kali saja.

    Jika demikian, lalu apa keistimewaan Sayidah ‘Aisyah binti Abu Bakar sehingga lebih dicintai oleh Rasulullah saw.?

    Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw. pernah memotivasi, bahwa jika mau menikah maka menikahlah dengan perempuan yang beragama baik.

    Seseorang yang menikahi wanita seperti itu maka akan bahagia.

    Tentu, Rasulullah saw. sendiri ketika akan menikah pasti memilih perempuan yang baik agamanya. Perempuan yang demikian akan sangat dicintai oleh Rasulullah saw.. 


    Sayidah ‘Aisyah Ulama Perempuan dari Kalangan Para Sahabat


    Sayidah ‘Aisyah binti Abu Bakar memiliki kelebihan tersendiri yang tidak dimiliki wanita lain.

    Beliau wanita cerdas dan kuat hafalannya. Tak heran jika Sayidah Aisyah termasuk istri Rasulullah yang banyak meriwayatkan hadis.

    Selain itu, Sayidah ‘Aisyah memiliki ilmu pengetahuan yang luas. Bahkan menjadi pakar dalam banyak bidang disiplin ilamu.

    Keilmuan Sayidah Aisyah memang benar-benar matang. Sehingga beliau menjadi rujukan para sahabat Rasulullah dalam keilmuan baik yang junior maupun senior.

    Sayidah Aisyah binti Abu Bakar pakar dalam masalah tafsir, hadis, fikih, obat-obatan, bahkan dalam sejarah.

    Beliau juga termasuk sahabat yang memiliki otoritas untuk berijtihad, mampu menjawab permasalahan baru dan aktual.

    Oleh karenanya, maka tak heran jika Sayidah ‘Aisyah menjadi wanita yang paling dicintai oleh Rasulullah saw..

    Jadi, jawaban yang paling relevan dan masuk akal dari pertanyaan, “Kenapa Sayidah ‘Aisyah binti Abu Bakar sangat dicintai oleh Rasulullah?” karena Sayidah ‘Aisyah adalah orang yang memiliki ilmu.

    Terlepas dari semua itu, Rasulullah pernah memanjatkan doa, “Ya Allah, inilah bagianku yang aku miliki. Maka jangan cela aku dalam sesuatu yang Engkau miliki dan tidak aku miliki.” 

    Maksud dari doa ini adalah bahwa Rasulullah saw. sudah berperilaku adil kepada semua istri-istri beliau.

    Tapi, dalam masalah cinta, Rasulullah tidak bisa menyamaratakannya. Karena urusan cinta murnia pemberian dari Allah bukan dari diri Rasulullah saw..


    Peran Sayidah ‘Aisyah dalam Menyebarkan Keilmuan Islam


    Diantara hikmah poligami Rasulullah adalah mencetak guru bagi umat. Istri-istri Rasulullah menjadi juru bicara atas semua perilaku dan ucapan Rasulullah.

    Terutama dalam urusan yang sangat private, seperti dalam rumah tangga. 

    Oleh karena itu, para Istri Rasulullah memiliki peran yang sangat besar dalam menjaga dan mengajarkan hadis-hadis Rasulullah saw..

    Terlebih Sayidah ‘Aisyah binti Abu Bakar dan Ummu Salamah.

    Sebagaimana diungkapkan Mahmud bin Labid yang dikutip oleh Imam Muhammd bin Sa’ad az-Zuhri  dalam Thabaqat al-Kubra, “Istri-istri Rasulullah menjaga banyak hadis Rasulullah dan tidak ada bandingannya untuk Aisyah dan Ummu Salamah,”

    “Aisyah berfatwa di masa Umar dan di masa Utsman. Kedua khalifah Rasulullah itu juga menanyakan kepada ‘Aisyah tentang hadis-hadis Rasulullah,” lanjutan ungkapan Mahmud bin Labid.

    Imam adz-Dzahabi mencatat bahwa hadis yang diriwayatkan Sayidah ‘Aisyah sebanyak 2210 hadis. Jumlah yang sangat banyak.

    Dengan demikian, istri-istri Rasulullah memiliki peran yang luar biasa dalam keilmuan Islam. Khususnya Sayidah ‘Aisyah binti Abu Bakar. 


    Posting Komentar

    Posting Komentar